Hilangkan Program D3, ITS Buka Tujuh Prodi Sarjana Terapan Baru

Senin, 06 Mei 2019 - 19:05 WIB
Hilangkan Program D3, ITS Buka Tujuh Prodi Sarjana Terapan Baru
Dekan Fakultas Vokasi ITS, Prof Ir M Sigit Darmawan MEngSc PhD. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Tahun ini Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sudah tidak lagi membuka penerimaan mahasiswa baru untuk Program Diploma III (D3).

"Sebagai gantinya, sepanjang 2019 ini, ITS membuka tujuh program studi baru Sarjana Terapan melengkapi satu prodi Sarjana Terapan yang telah ada sebelumnya yakni D4 Teknik Infrastruktur Sipil," kata. Dekan Fakultas Vokasi ITS, Prof Ir M Sigit Darmawan MEngSc PhD kepada SINDOnews, Senin (6/5/2019).

Menurut dia, Prodi Sarjana Terapan yang baru tersebut merupakan pengembangan dari departemen-departemen yang ada di Fakultas Vokasi ITS, selain prodi D3 di masing-masing departemen. Yakni Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) yang sebelumnya memiliki Prodi Sarjana Terapan (D4) Teknik Infrastruktur Sipil, mulai tahun 2019 ini mengembangkan menjadi dua Prodi Sarjana Terapan. Yakni Teknologi Rekayasa Pengelolaan dan Pemeliharaan Bangunan Sipil (perubahan nama dari D4 Teknik Infrastruktur Sipil) dan Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Air.

Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) kini mengembangkan juga dua Prodi Sarjana Terapan yakni Teknologi Rekayasa Konversi Energi dan Teknologi Rekayasa Manufaktur. Sedang Departemen Teknik Elektro Otomasi (DTEO) juga mengembangkan prodi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Otomasi.

Sementara Departemen Teknik Kimia Industri (DTKI) menawarkan prodi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Departemen Teknik Instrumentasi (DTIn) mengembangkan prodi Sarjana Terapan Rekayasa Teknologi Instrumentasi, dan Departemen Statistika Bisnis mengembangkan prodi Sarjana Terapan Statistika Bisnis.

Tahun ini, ITS memiliki total delapan Prodi Sarjana Terapan. Yaitu Teknologi Rekayasa Pengelolaan dan Pemeliharaan Bangunan Sipil, Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Air, Teknologi Rekayasa Manufaktur, Teknologi Rekayasa Konversi Energi, Teknologi Rekayasa Otomasi, Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Rekayasa Teknologi Instrumentasi, dan Statistika Bisnis.

Untuk Prodi sarjana terapan Teknologi Rekayasa Pengelolaan dan Pemeliharaan Bangunan Sipil atau Teknik Infrastruktur Sipil yang dibuka kali pertama di ITS pada 2012, hingga kini telah menghasilkan 601 lulusan yang terdidik, terampil, kompeten dan tersertifikasi. Berbeda dengan prodi sarjana biasa, kedelapan prodi unggulan di bawah naungan Fakultas Vokasi ITS ini memang dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian terapan.

Sigit menuturkan, ITS siap membuka delapan prodi baru tersebut pada tahun 2019 ini. Prodi Sarjana Terapan baru tersebut dinilai sudah mewakili semua Prodi D3 yang telah ada di ITS sebelumnya dan sudah memiliki dasar hukum dari Surat Keputusan (SK) Rektor ITS pada Maret 2019.

Saat ini prodi sarjana terapan telah menjadi favorit di kalangan generasi milenial. Hal ini dikarenakan prodi sarjana terapan lebih banyak prakteknya, baik berupa praktek di lapangan maupun magang di dunia kerja. Kondisi ini sangat sesuai untuk generasi milenial yang menyukai hal-hal yang bersifat terapan atau aplikatif. “Pada dasarnya prodi sarjana terapan memang berorientasi pada praktik sebesar 60 persen dan teori sebesar 40%,” kata Sigit.

Guru Besar Teknik Infrastruktur Sipil ini menambahkan, program sarjana terapan ini mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti program magang selama satu semester. Dengan adanya arahan tersebut akan membantu mahasiswa dalam memahami dunia kerja dan membantu dalam mencari topik penelitian untuk tugas akhir (TA).

“Kelebihan dengan adanya magang ini, dapat memudahkan dalam menghasilkan lulusan vokasi yang terdidik, terampil, kompeten dan tersertifikasi,” ucapnya.

Daya tampung mahasiswa baru terbagi dengan komposisi 30% jalur undangan, 40% jalur reguler, 30% jalur mandiri. Dari 30% jalur prestasi, lulusan SMK diberi kuota sebanyak 20% dan lulusan SMU/MA hanya 10%.

“Ke depan lulusan vokasi ini diharapkan dapat membantu dalam mengurangi ancaman bonus demografi, karena lulusannya sudah siap kerja dan memiliki keterampilan lebih,” katanya.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6824 seconds (0.1#10.140)