SKK Migas Ingin Peran ITS Aktif di Industri Hulu Migas Nasional

Selasa, 14 Mei 2019 - 15:18 WIB
SKK Migas Ingin Peran ITS Aktif di Industri Hulu Migas Nasional
epala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Nurwahidi ketika datang ke ITS Surabaya. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 2000. Sementara tingkat konsumsinya justru mengalami kenaikan yang stabil.

Melihat ketimpangan itu, Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas ingin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ikut berperan dalam peningkatan produksi migas nasional.

Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan, hulu migas sendiri merupakan aktivitas eksplorasi dan produksi dari migas, sedangkan hilir adalah kegiatan yang melakukan pengolahan, distribusi, dan pemasarannya. Pihaknya memiliki wewenang dalam pelaksanaan hulu migas pada penyelenggaraan kegiatan migas di Indonesia.

“Penurunan produksi migas ini menjadi sebuah tantangan yang besar bagi bangsa Indonesia dalam pemanfaatan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada,” kata Nurwahidi ketika ditemui di ITS, Selasa (14/5/2019).

Menurut dia, dari 128 basins atau tempat yang kemungkinan terdapat hidrokarbon (senyawa penyusun minyak dan gas), hanya terdapat 18 cekungan yang sudah berhasil menghasilkan produk.

Untuk dapat memaksimalkan produksi tersebut, SKK Migas telah merancang sebuah transformasi industri hulu migas bagi Indonesia. Salah satunya dengan melakukan pengeboran perut bumi hingga sampai ke kedalaman yang lebih besar. “Namun semakin besar kedalaman yang dicapai, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan,” kata dia.

Dalam transformasi tersebut, kata dia, juga dijelaskan bahwa dominasi produk nasional akan berpindah yang sebelumnya adalah minyak ke dominasi gas. Sebuah giant discovery atau penemuan yang besar sudah dirancangkan pada wilayah Indonesia bagian timur. Harapannya, banyak terdapat berbagai penemuan lapangan yang besar untuk dapat dihasilkan migas pada daerah itu.

Dukungan dari berbagai stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat membuat pengelolaan industri hulu migas menjadi lebih baik.

Nurwahidi juga berharap akan peran perguruan tinggi agar dapat mencetak generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dan mampu menghadapi persaingan global. ”Sumbangsih dari akademisi dalam memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi serta melakukan inovasi juga sangat diharapkan,” ungkap dia.

Nurwahidi yakin bahwa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) semakin berperan dalam industri migas ini. Pasalnya, rasio terhadap jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) tiap tahunnya selalu cenderung mengalami penurunan. Hal ini menjadi peluang besar bagi lulusan mahasiswa ITS yang berminat bekerja pada sektor hulu migas di Indonesia.

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng mengatakan, situasi ini menjadi kesempatan bagi ITS untuk dapat terjun langsung dalam pembangunan hulu migas di Indonesia, khususnya pada wilayah timur yang sumbernya sungguh luar biasa.

“Harapannya, kita menjadi tahu dan lebih peduli terhadap industri hulu migas di Indonesia,” kata guru besar Teknik Elektro ITS ini.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7349 seconds (0.1#10.140)