Lewat Diplomasi Kemanusiaan, BIPA UMM Kenalkan Gotong Royong

Kamis, 16 Mei 2019 - 02:30 WIB
Lewat Diplomasi Kemanusiaan, BIPA UMM Kenalkan Gotong Royong
Sekelompok mahasiswa dari Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), berbagi kebahagiaan Ramadhan bersama anak-anak. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Bulan suci Ramadhan, dimanfaatkan mahasiswa asing dari Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan cara berbeda.

Mahasiswa yang berasal dari berbagai negara tersebut, berbagi kebahagiaan Ramadhan kepada sesama di Panti Asuhan Putri Aisyiyah, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Kepala UPT BIPA UMM, Arif Budi Wurianto menerangkan, kegiatan filantropi ke panti asuhan dan ke beberapa tempat khusus lain nantinya, sebagai bentuk usaha BIPA UMM untuk melakukan diplomasi kemanusiaan. Yakni mempererat hubungan negara asal mahasiswa asing melalui kegiatan berbagi atau kemanusiaan.

Karena nilai-nilai kebaikan itu sifatnya universal. Di Indonesia, sambung Arif, salah satu sikap yang menonjol adalah gotong royong. Budaya ini bisa diartikan juga dengan berbagi.

"Kebetulan, baru terselenggara tahun ini, di Ramadhan ini, melalui kegiatan buka bersama. Sejauh ini baru di panti asuhan Aisyiyah," beber Arif.

Yang kedua, yaitu mendekatkan kepada masyarakat. Jadi, mengenalkan kepada masyarakat sebuah pergaulan internasional. "Anak yatim juga kita perkenalkan sebuah wawasan global karena mereka mendapat kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang-orang asing dari banyak negara," ungkapnya.

Selain itu, dilanjutkan Arif, kegiatan ini juga bersifat rekreatif. Kegiatan ini dimaksudkan agar para mahasiswa BIPA UMM tidak jenuh belajar di kelas.

"Mereka keluar kelas untuk mengunjungi tempat khusus, yaitu tempat mereka untuk berbagai, tempat mereka untuk menjalin sebuah komunikasi yang berkesetaraan," ungkap Arif.

Bantuan yang diberikan tidak hanya yang bersifat intelektual, seperti pembelajaran bahasa. Pembelajaran ini dilakukan agar mahasiswa BIPA tidak hanya mengenal budaya dan wisata. Lebih dari itu, mahasiswa juga memahami dinamika sosial yang ada di sekitar tempat mereka tinggal selama belajar budaya dan bahasa.

Mahasiswa BIPA antusias mengikuti kegiatan tahunan ini. Bagi mahasiswa asing muslim, kegiatan ini menarik karena mereka menemukan pengalaman tak biasa. Tidak seperti kebiasaan yang mereka alami di negaranya. Bagi non-muslim, pengalaman buka bersama dengan masyarakat lokal sebagai pembelajaran keragaman.

"Setelah saya mengikuti acara itu, saya senang sekali karena bisa melihat bagaimana panti asuhan di Indonesia. Mulai dari sistemnya, jadwal pelajarannya, dan yang mereka lakukan. Selain itu, saya menjadi tahu karena melihat langsung bagaimana tradisi orang Indonesia ketika berbuka puasa," ungkap Vuly, mahasiswa asal Mesir.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9270 seconds (0.1#10.140)