Identitas 'Maluku' Masih Sebatas Celana Dalam Corak Loreng Macan

Kamis, 16 Mei 2019 - 10:17 WIB
Identitas Maluku Masih Sebatas Celana Dalam Corak Loreng Macan
Barang-barang milik korban dan pelaku mutilasi, diselidiki oleh Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Jatim, dan Polres Malang Kota. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Identitas korban mutilasi, yang tubuhnya terpotong enam bagian dan ditinggal begitu saja di lantai dua Pasar Besar Malang (PBM), masih menyisakan tanda tanya.

Polisi telah berhasil menangkap Sugeng, yang mengakui sebagai kenalan korban, dan telah melakukan mutilasi terhadap tubuh korban, serta menato telapak kaki korban.

(Baca juga: Motif Pelaku dan Alat untuk Memutilasi Korban Masih Gelap )

Namun, polisi nampaknya masih harus bekerja keras mengungkap sosok korban yang hingga kini potongan-potongan tubuhnya masih tersimpan di kamar jenazah Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.

Tak banyak petunjuk yang bisa ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), selain potongan tubuh korban, dan sejumlah barang yang tertinggal. Tidak ada identitas diri yang ditemukan.

Sugeng sendiri, tak banyak membantu polisi untuk bisa mengungkap sosok korbannya. Dia hanya mengaku baru kenal beberapa hari lalu di sekitar Klenteng Eng An Kiong, Jalan Laksamana RE Martadinata.

Polisi hanya mendapatkan petunjuk bahwa korban memiliki tinggi sekitar 150 cm, dan saat ditemukan hanya mengenakan celana dalam warna cokelat bercorak loreng macan.

Wajah korban juga sulit dikenali, karena jenazahnya sudah membusuk dan menghitam. "Diperkirakan korban sudah meninggal sekitar 5-6 hari," ujar Kepala Unit Identifikasi Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Jatim, Kompol Adrial.

Dia mengungkapkan, untuk sidik jari korban masih bisa dikenali meskipun sebagian jari-jarinya telah membusuk. "Kami sudah mengambil sidik jarinya, semoga bisa segera dikenali," imbuhnya.

Sementara, Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri mengaku hingga saat ini identitas korban belum bisa diketahui. "Belum mas," demikian pesan singkat Asfuri, saat dikonfirmasi Sindones, melalui WhatsApp, Kamis (16/5/2019).

Sebelumnya, dia mengaku akan menunggu hasil penyelidikan dan otopsi yang dilakukan oleh tim forensik RSSA Malang, dan tim Inafis Polres Malang Kota yang dibantu tim Inafis Polda Jatim.

Sosok korban sangat misterius. Dia bertemu dengan Sugeng, hanya menyebut satu kata "Maluku", tanpa diketahui apa maksud dari kata "Maluku" tersebut. Penemuan jenazahnya juga menggemparkan warga yang kini sedang menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 7.1930 seconds (0.1#10.140)