Sepanjang Mei, 29 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 Antiteror

Sabtu, 18 Mei 2019 - 09:34 WIB
Sepanjang Mei, 29 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 Antiteror
Selama Mei 2019, Tim Densus 88 tangkap 29 terduga teroris.Foto/dok
A A A
JAKARTA - Selama Mei 2019, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap 29 terduga teroris. Mereka merupakan bagian dari jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berencana melakukan serangan bom pada 22 Mei 2019.

Dari 29 tersangka yang ditangkap, 18 di antaranya diringkus di Jakarta, Bekasi, Karawang, Tegal, Nganjuk, dan Bitung di Sulawesi Selatan.

Barang bukti yang disita 5 bom rakitan, 4 pisau lempar, dan 2 busur panah. Kelompok ini menolak sistem demokrasi karena tidak sesuai dengan paham mereka. "Kelompok ini memang memanfaatkan momentum pesta demokrasi; karena bagi mereka, demokrasi tidak sealiran dengan mereka," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal di Mabes Polri, Jakarta.

Iqbal menjelaskan, dari 11 terduga teroris, 9 merupakan anggota aktif JAD. Keterlibatan 2 tersangka lain yaitu deportan, hijrah ke Suriah, belajar membuat bom asap di kamp Aleppo. “Barang bukti 11 tersangka yakni 1 pucuk senapan angin, 5 kotak peluru, dan 1 pisau lempar," katanya.

Jenderal bintang dua ini menyebut kelompok tersebut diduga menyembunyikan buron terduga teroris di Lampung. Mereka berencana melakukan serangan bom pada 22 Mei, yang bertepatan dengan batas akhir rekapitulasi Pemilu 2019 oleh KPU. “Merencanakan aksi amaliah atau aksi teror dengan menyerang kerumunan massa pada 22 Mei dengan menggunakan bom," ungkap mantan wakapolda Jatim ini.

Selain 29 terduga teroris, Iqbal juga membeberkan data penangkapan terduga teroris sejak Januari 2019. Total ada 68 terduga teroris ditangkap. "Dalam kurun waktu Januari sampai Mei 2019, kami melakukan upaya paksa kepolisian yaitu penangkapan terhadap 68 tersangka," ungkapnya.

Rinciannya, 4 tersangka ditangkap pada Januari, 1 tersangka pada Februari, 20 tersangka pada Maret, 14 tersangka pada April, dan 29 tersangka pada Mei. Dari 68 tersangka, lanjut Iqbal, 8 di antaranya meninggal. Salah seorang yang meninggal merupakan teroris yang meledakkan diri saat penggerebekan di Sibolga, Sumatera Utara.

"Dan tujuh tersangka yang meninggal dunia karena mengancam nyawa petugas, dilakukan pelumpuhan walaupun akibatnya mematikan. Itu adalah SOP ketika nyawa petugas, satu detik itu ancaman seketika harus dilakukan pelumpuhan walaupun akibatnya mematikan," tuturnya.

Sebelumnya, sembilan terduga teroris dibekuk aparat Densus 88 Antiteror di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara serentak pada Selasa (14/5). Dari sembilan tersangka, delapan di antaranya diamankan di wilayah Jawa Tengah. Mereka adalah AH alias Memet, 26, A alias David,2 4, IH alias Iskandar, 27, AU alias Al, 25, JM alias Jundi alias Dian, 26, AM alias Farel, 26, Tatang, dan PT alias Darma, 45.

“Kedelapan terduga teroris itu ditangkap di wilayah berbeda, mulai Grobogan, Sukoharjo, Sragen, Kudus, Jepara, dan Semarang,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo. Dedi menerangkan poin penting dalam penangkapan sembilan terduga teroris ini.

Tujuh tersangka, yaitu AH alias Memet, A alias David, IH alias Iskandar, AU alias Al, AS alias Tatang, dan PT alias Darma, pernah hijrah ke Suriah. "Menjadi catatan penting di antara sembilan pelaku terorisme yang sudah berhasil diamankan, tujuh di antaranya pernah berangkat ke Suriah. Dua belum pernah berangkat ke Suriah," terang jenderal bintang satu ini.

Dedi menyebutkan terduga teroris yang pernah ke Suriah lebih berpengalaman, memiliki kemampuan, karena sudah teruji dan memiliki militansi yang lebih tinggi dibanding yang belum pernah ke Suriah.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4388 seconds (0.1#10.140)