Perajin Songkok Motif Kartun di Mojokerto Banjir Order Saat Ramadhan

Minggu, 19 Mei 2019 - 13:30 WIB
Perajin Songkok Motif Kartun di Mojokerto Banjir Order Saat Ramadhan
Ahmad Dimyati saat mengepak songkok motif kartun produksinya.Foto/SINDONews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Bulan Ramadhan menjadi berkah bagi setiap orang. Tak terkecuali para pengrajin kopiah atau songkok di Kabupaten Mojokerto. Menjelang lebaran, pesanan songkok buatan mereka, meningkat hingga 100 persen.

Terlebih songkok tak hanya sebagai perlengkapan salat saja. Namun sudah menjadi identitas Bangsa Indonesia. Tak heran, kini mulai banyak orang mengenakan songkok di acara-acara seremonial, seperti hajatan pernikahan, maupun sekadar nongkrong di warung kopi.

Perajin songkok asal Dusun Mengelo, Desa/Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Ahmad Dimyati mengatakan, sejak tiga bulan menjelang Ramadhan 1440 H, pesanan songkok sudah mengalami peningkatan. Jika biasanya dalam seminggu antara 20-50 kodi, jelang puasa pesanan songkok mencapai 100 kodi perpekan.

"Pesanan paling tinggi itu sebulan sebelum Ramadhan, sepekan mencapai 100 kodi, bahkan lebih. Kalau sudah memasuki pertengahan puasa seperti ini, kami sudah stop tidak melayani pesanan. Karena sudah kewalahan, waktunya tidak cukup memproduksi lagi," ujarnya Minggu, (19/5/2019).

Bapak dua anak ini menuturkan, saat Ramadhan kali ini, kopiah dengan harga miring masih menjadi primadona di pasaran. Kopiah hitam dengan motif bordir namun memiliki harga cukup ringan di kantong, masih paling banyak dipesan para distributor.

"Kemudian sama kopiah anak-anak dengan motif gambar-gambar karakter, kartun, seperti Tayo, Upin-Ipin, Nemo, dan lainnya, juga paling diminati saat ini," tutur bapak dua anak ini.

Menurutnya, songkok anak bermotif gambar karakter ini paling menguntungkan. Kendati harganya murah, namun pembuatan songkok ini tidak ribet. Meski, seluruh gambar kartun dalam songkok itu menggunakan teknik bordir bukan sablon.

"Kalau yang anak ini buatnya gambang dan cepat. Selain itu mudah pemasarannya, karena memang lagi laris. Jadi ini yang paling menguntungkan, meskipun harganya murah. Satu kodi hanya Rp240 ribu," jelasnya.

Ada berbagai jenis dan motif songkok yang diproduksi Dimyati. Seperti, songkok jenis bludru, kemudian peci bundar, kofia, dan lain sebagainya. Biasanya, jenis dan desain songkok itu merupakan pesanan dari para distributor.

Ahmad Dimyati yang sudah lebih dari 25 tahun menggeluti produksi kopiah ini mengaku, songkok buatannya sudah merambah hampir seluruh penjuru nusantara. Tak hanya dari Pulau Jawa saja, namun pesanan juga datang dari berbagai daerah di luar jawa.

"Kalimantan, Sumatera, kemudian Makasar, Aceh juga, Insyaallah sudah seluruh Indonesia. Karena sistem pemasaran kami juga online. Kami juga membuka lapak di berbagai situs jual beli online," pungkas Dimyati.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.5020 seconds (0.1#10.140)