Wasekjen Hanura: Demokrat Jantan Saja Jika Mau Pindah Perahu

Senin, 20 Mei 2019 - 06:00 WIB
Wasekjen Hanura: Demokrat Jantan Saja Jika Mau Pindah Perahu
Wasekjen Partai Hanura yang juga loyalis Anas Urbaningrum, Tridianto meminta Partai Demokrat terus terang jika ingin tinggalkan Prabowo-Sandi. Foto/ist/FACEBOOK
A A A
JAKARTA - Koalisi pendukung capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi disinyalir tak lagi satu barisan. Partai Demokrat, salah satu anggota koalisi, nampak makin terbuka mengeluarkan kritik terkait langkah Prabowo-Sandi menjelang pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 pada 22 Mei 2019.

Wasekjen Hanura Tridianto merasakan sejak awal Partai Demokrat setengah hati mendukung Prabowo-Sandi. Apalagi, dukungan terhadap Prabowo-Sandi tidak memberikan hasil positif pada pemilu legislatif. Suara Partai Demokrat malah turun dibanding pemilu sebelumnya.

"Karena itu ya wajar saja kalau cari-cari alasan untuk pindah perahu. Siapa tahu dapat jatah di koalisi Jokowi," kata Tridianto yang juga mantan ketua DPC Demokrat Cilacap tersebut.

Loyalis Anas Urbaningrum ini mengatakan, harusnya Partai Demokrat jantan. Tak perlu mencari berbagai alasan untuk pindah ke koalisi Jokowi-Maruf Amin.

"Demokrat sebaiknya jantan saja. Bilang terus terang saja sudah tidak mau ikut rombongan yang kalah. Daripada muter-muter cari seribu alasan, lebih baik langsung saja pakai alasan ingin ikut yang menang. Gitu saja kok repot," ujar Tri.

Sebelumnya, Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Amir Syamsuddin meminta agar Prabowo-Sandi menunjukkan bukti kecurangan Pilpres 2019. Dia menyayangkan sikap Prabowo-Sandi yang mengaku dicurangi tapi menolak ajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Di dalam hukum pembuktian berlaku satu dalil 'barang siapa mendalilkan adanya suatu hak atau peristiwa maka wajib atas dirinya membuktikan hak atau peristiwa yang didalilkannya," kata Amir.

Kendati mengkritik, Amir mengakui bahwa partainya masih menjadi bagian koalisi adil dan makmur. Tapi, dia menegaskan, Demokrat harus berpikir rasional.

"Demokrat harus tetap rasional dan tidak boleh emosional menghadapi suatu masalah apalagi kalau masalah tersebut mempertaruhkan nasib bangsa dan keutuhan NKRI," kata Amir.

Selain Amir, politikus Demokrat Andi Arief juga keras mengkritik Prabowo-Sandiaga. Dia menilai, Prabowo dapat bisikan 'setan gundul' sehingga percaya menang 65%.

Selanjutnya, Ketua DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean yang mendeklarasikan diri untuk berhenti mendukung Prabowo-Sandi. Alasannya, dia tak terima dengan bully-an buzzer pendukung Prabowo terhadap Ani Yudhoyono yang tengah sakit
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1065 seconds (0.1#10.140)