Selama April 82,44 Persen Impor Jatim Berupa Bahan Baku

Selasa, 21 Mei 2019 - 12:00 WIB
Selama April 82,44 Persen Impor Jatim Berupa Bahan Baku
Selama April 82,44 Persen Impor Jatim Berupa Bahan Baku
A A A
SURABAYA - Impor Jawa Timur (Jatim) selama April 2019 naik 23,80 persen dibandingkan Maret, yakni dari USD1,77 miliar menjadi USD2,19 miliar. Peningkatan impor terjadi pada komoditas nonmigas maupun impor. Impor migas bulan April 2019 naik 65,41 persen. Dari USD266,65 juta menjadi USD441,05 juta.

Impor migas menyumbang 20,10 persen dari total impor April 2019. Nilai impor migas naik 37,86 persen bila dibanding April 2018. Sedangkan impor nonmigas naik 16,43 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari USD1,51 miliar menjadi USD1,75 miliar. Impor nonmigas menyumbang 79,90 persen total impor April 2019.

Dibandingkan April 2018, nilai impor nonmigas justru turun 1,22 persen. “Selama April 2019, impor didominasi bahan baku senilai USD1,80 miliar. Angka itu berkontribusi sebesar 82,44 persen dari total impor,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, Selasa (21/5/2019).

Sementara itu, impor barang konsumsi berkontribusi sebesar 9,24 persen atau mencapai USD202,74 juta. Berikutnya barang-barang modal merupakan kelompok impor terkecil, dengan kontribusi sebesar 8,32 persen atau sebesar USD182,58 juta.

“Tiongkok tercatat sebagai negara importir terbesar ke Jatim dengan kontribusi 27,12 persen. Disusul berikutnya dari Amerika Serikat dan Jepang yang berkontribusi 5,97 dan 5,11 persen dari total impor,” Imbuh Teguh.

Nilai impor dari Tiongkok selama April 2019 sebesar USD475,37 juta. Diikuti impor dari Amerika Serikat sebesar USD104,69 juta serta dari Jepang sebesar USD 89,62 juta. Kelompok negara ASEAN masih menjadi salah satu pemasok utama barang komoditi nonmigas ke Jatim pada April 2019. Yakni mencapai USD259,14 juta atau naik sebesar 0,86 persen dibanding bulan sebelumnya.

“Di kawasan ASEAN, Malaysia menjadi negara utama asal impor dengan nilai USD70,75 juta atau sebesar 4,04 persen dari total impor. Diikuti Thailand USD 70,14 juta dengan kontribusi 4,00 persen dan Singapura 3,49 persen,” pungkas Teguh.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.8413 seconds (0.1#10.140)