Demi Uang Baru, Ribuan Warga Surabaya Antre di Makodam Brawijaya

Selasa, 21 Mei 2019 - 12:15 WIB
Demi Uang Baru, Ribuan Warga Surabaya Antre di Makodam Brawijaya
Masyarakat Surabaya dan sekitarnya antusias dan rela antre untuk menukar uang baru.Foto/SINDONews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jawa Timur (Jatim), mulai hari ini, Selasa (21/5) hingga Kamis (23/5) mendatang membuka penukaran uang kertas baru bagi masyarakat. Kegiatan penukaran yang dilakukan secara massal itu digelar di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya.

Sejak pukul 06.00 WIB, masyarakat sudah antre di lokasi. Mereka mengambil nomor antrean yang sudah ditentukan panitia beserta nomor tenda bank yang harus dituju. Dengan tertib, mereka duduk di bawah tenda dan juga di bawah pohon untuk mendapatkan giliran panggilan. Penukaran sendiri dimulai pukul 09.00 WIB.

“Masyarakat tidak perlu khawatir tidak kebagian pecahan uang baru. Kami menyediakan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk Lebaran,” kata Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Selasa (21/5/2019).

Per hari, KPBI Jatim melayani sebanyak 1.300 orang dengan dibantu 13 bank yang ikut ambil bagian dari program layanan uang baru ini setiap harinya. Masing-masing bank melayani 100 penukar. Nilai maksimal yang dapat ditukarkan per satu orang adalah Rp3,7 juta. Jumlah itu terdiri dari pecahan Rp20.000 sebanyak 100 lembar atau senilai Rp2 juta.

Pecahan Rp10.000 sebanyak 100 lembar senilai Rp1 juta. Pecahan Rp5.000 sebanyak 100 lembar senilai Rp500.000, dan pecahan Rp2.000 sebanyak 100 lembar senilai Rp200.000. “Menukar uang di bank itu lebih aman. Ini untuk menghindari jumlah uang yang kurang dan adanya uang palsu yang diselipkan di uang itu,” ujar Difi.

Secara total, KPBI Jatim menggandeng 68 perbankan dengan membuka layanan penukaran uang di lebih dari 341 outlet. Agar keamanan penukaran uang dapat terjaga, BI menghimbau masyarakat menukar uang di tempat penukaran resmi. Baik yang diselenggarakan BI bersama perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk BI. Hal ini untuk menghindari risiko uang palsu dan kemungkinan selisih.

“Kami juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan penukaran uang secara berlebihan dan selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi,” imbuh Deputi Kepala KPBI Jatim, Yudi Harymukti.

Tahun ini, KPBI Jatim memproyeksikan kebutuhan uang baru di Jatim untuk kegiatan Lebaaran sebesar Rp33,4 triliun naik 14,8 persen dari tahun lalu yang sebesar Rp29,1 triliun. Sementara di Surabaya, kebutuhan uang baru diprediksi juga mengalami kenaikan dari Rp14,9 triliun pada 2018 menjadi Rp17,11 triliun.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6332 seconds (0.1#10.140)