Mahasiswa UMM Mengembangkan Desa Wisata Berbasis Pertanian

Rabu, 22 Mei 2019 - 00:16 WIB
Mahasiswa UMM Mengembangkan Desa Wisata Berbasis Pertanian
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengembangkan desa wisata berbasis pertanian di Desa Tawangargo. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali diterjunkan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Mereka ditempatkan di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Desa ini, menjadi satu di antara 1000 desa yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian (Kemtan) dalam program "1000 Desa Organik" berbasis wisata, dengan sebutan Desa Jakowi berdasarkan produk unggulannya yakni tanaman jagung, kol, dan sawi (Jakowi).

Kondisi Geografis Desa Tawangargo yang terletak pada posisi 7° 53' 35' Lintang Selatan dan 112° 53' 41' Bujur Timur, serta terletak di daratan tinggi sekitar 700-1000 meter di atas permukaan air laut (mdpl), ditambah memiliki intensitas curah hujan yang tinggi, membuat wilayah ini sangat cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan.

Melihat potensi ini, Kelompok 148 KKN UMM turut meresponnya dengan membuat rencana pengelolaan wisata edukasi berbasis pertanian di Desa Tawangargo. Aksi ini dimulai dengan mengadakan pertemuan khusus dengan kepala desa dan elemen masyarakat setempat, untuk membahas program tersebut.

Iwan Pujantoko selaku Koordinator Desa (Kordes) memaparkan, rencana perubahan skema lahan wisata telah digambarkan pada layout denah pariwisata. Meliputi pembangunan tempat parkir, rest area, spot foto, lahan pertanian organik, taman bunga, pembuatan petunjuk arah, dan perbaikan jalur menuju kawasan wisata.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak pemerintah desa telah sepakat bekerjasama dengan mahasiswa KKN 148 UMM. "Tempat wisatanya telah ada cuma butuh beberapa pengembangan saja. Nantinya, masyarakat sekitar dan kelompok tani Tawangargo akan ikut terlibat dalam pelaksanaannya," tutur mahasiswa Pendidikan Biologi ini.

Dari ketiga tanaman ada, dijelaskan oleh mahasiswa semester enam ini bahwasanya Desa Jokowi ini juga memiliki potensi yang menarik dalam pengembangan olahan-olahan yang berbasis jagung seperti jus jagung, "Sejak beberapa tahun belakangan ini baru ada, tetapi masih terkendala masalah kemasan," ucap Iwan.

"Semoga dengan adanya pengembangan desa wisata di Tawangargo, diharapkan mampu menambah daya tarik wisatawan dari Malang Raya maupun luar daerah. Selain itu juga agar dapat menjadi sumber penghasilan utama masyarakat, sehingga mendorong perbaikan roda perekonomian warga serta pendapatan desa," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4451 seconds (0.1#10.140)