Dilatih Membatik, Produk Disabilitas Langsung Diminati Perusahaan

Rabu, 22 Mei 2019 - 18:12 WIB
Dilatih Membatik, Produk Disabilitas Langsung Diminati Perusahaan
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang, berdayakan penyandang disabilitas melalui kerajinan membantik. Foto/Ist
A A A
MALANG - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang, semakin agresif dalam melakukan pemberdayaan dan peningkatkan kemampuan bagi penyandang disabilitas.

Berbagai macam langkah konkret sudah dilakukan. Salah satunya dengan menggelar pelatihan batik bagi para penyandang disabilitas.

Pelatihan batik ini digelar dengan menggandeng Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Ganesha, Kabupaten Malang. Ada sebanyak 17 orang penyandang disabilitas yang dilatih. Umumnya mereka merupakan penyandang tuli. Meskipun begitu, pihak LPK sengaja tidak memisahkan antara peserta yang difabel dan tidak.

"Agar para difabel bisa semakin membaur dan berkerja sama dengan baik bersama peserta yang lainnya," kata Pimpinan LPK Ganesha, Hamidah, Rabu (22/5/2019).

Dilatih Membatik, Produk Disabilitas Langsung Diminati Perusahaan


Hamidah menjelaskan, para peserta pelatihan ini diberi materi mengenai batik tulis. Materi yang didapatkan mulai dari menggambar pola. Kemudian mencanting atau memberi lelehan malam (lilin) warna emas mengikuti pola batik.

Selanjutnya, para peserta juga diajari proses mewarna. Dalam pewarnaan, mereka menggunakan pewarna kain. Setelah diwarna baru kemudian dilapisi lagi dengan lilin cair.

"Setelah itu baru proses mlorot atau meluruhkan lilin baru dijemur dengan cara diangin-anginkan," beber perempuan yang akrab disapa Bunda itu.

Dia mengungkapkan, dalam waktu dekat mereka akan menjalin kerja sama dengan dua perusahaan batik. Masing-masing dari Kabupaten Malang, dan Probolinggo.

Bentuk kerja sama tersebut, lanjut dia, semua peserta pelatihan batik yang digelar oleh Disnaker Kabupaten Malang, yang bekerja sama dengan LPK Ganesha nanti akan diberdayakan. Karya batik mereka akan dibeli oleh dua perusahaan itu.

Dilatih Membatik, Produk Disabilitas Langsung Diminati Perusahaan


Mekanismenya, para peserta mendapatkan alat dan bahan dari perusahaan batik tersebut. Kemudian, para perajin mengerjakan pesanan batik. Pekerjaan ini bisa dilakukan di rumah atau di sela waktu.

Selanjutnya, sebulan sekali karya para perajin ini akan diambil oleh pihak perusahaan dan diganti dengan alat dan bahan yang baru. "Ketika mengambil batik yang sudah jadi itu, pihak perusahaan juga memberikan upah kepada perajin," tegas dia.

Terpisah, Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas (Lattas) Disnaker Pemkab Malang, M. Yekti Pracoyo menjelaskan, pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan bagi para peserta, khususnya difabel. Namun juga memberikan mereka kemampuan untuk berwiurausaha. Hal ini terlihat dari materi yang diberikan selama pelatihan.

Laki-laki yang bisapa disapa Yekti ini menjelaskan, para peserta juga mendapatkan materi mengenai kewirausahaan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Serta materi mengenai pembiayaan keuangan bagi wirausahawan dari Bank Jatim.

"Kami berdayakan difabel agar lebih mandiri. Kemudian, merujuk pada petunjuk dari Pak Kadis (Yoyok Wardoyo), kami tidak hanya memberikan pelatihan saja. Namun juga kelanjutan jadi ada sustainable. Sehingga nanti muaranya dapat berwirausaha," katanya.

Dilatih Membatik, Produk Disabilitas Langsung Diminati Perusahaan


Sementara itu, para peserta tampak sibuk memcanting dan mewarnai. Desain batik yang mereka usung sangat cantik. Layaknya pembatik profesional. Ada yang mengusung tema wayang dan tema flora.

Dengan telaten dan hati-hati, mereka mewarnai lembaran kain putih yang sudah bergambar dan sebagian memiliki warna itu. Menggunakan kuas kecil yang dicelup di pewarna kain, para peserta mulai mengisi ruang-ruang kosong.

Salah satu peserta difabel, Bayu (18) asal Kecamatan Wagir, tampak telaten memoleskan kuas bersaput warna ungu ke selembar kain yang sudah digambar dengan bentuk bunga. Dengan tenang, remaja bermata biru itu memoleskan kuas. Setelah semua gambar bunga diwarnai, barulah dia memoleskan warna hijau tua untuk daunnya.

"Kami senang mengikuti pelatihan membatik ini. Tidak susah, mudah dan materinya bisa kami tangkap," kata Bayu dengan bahasa isyarat.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3330 seconds (0.1#10.140)