Sutiaji Ingatkan Bahaya Berita Bohong dengan Membawa Simbol Agama

Kamis, 23 Mei 2019 - 13:46 WIB
Sutiaji Ingatkan Bahaya Berita Bohong dengan Membawa Simbol Agama
Wali Kota Malang, Sutiaji memberikan kuliah subuh di Masjid Agung Jami Kota Malang. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Kuliah subuh bersama Wali Kota Malang, Sutiaji di masjid Agung Jami Kota Malang (23/5/2019), diwarnai dengan curahan hati (Curhat) jamaah yang hadir.

Curhatan itu, antara lain berisi permohonan percepatan perbaikan jalan, permohonan pembangunan trotoar di sisi utara lampu lalu lintas (sepanjang koridor depan pabrik rokok Banyu Biru hingga himpitan tembok hotel Riche), permohonan adanya santunan bulanan untuk lansia, hingga pesan agar ada penertiban data kependudukan.

"Alhamdulillah, selain silaturahmi, saling menguatkan keimanan, ketaqwaan dan pengetahuaan keagamaan, melalui forum pengajian kuliah subuh ini, saya juga dapat menampung aspirasi warga sekaligus menjelaskan apa-apa yang ditanyakaan jamaah," Sutiaji.

Wali kota yang akrab disapa Ustadz Sutiaji tersebut, dalam ceramah kuliah subuh menjabarkan hakikat imsya dari ibadah puasa. "Inti puasa itu adalah imsya. Bukan semata batas waktu, namun esensinya kemampuan manusia (ummat Islam) dalam membatasi dan mengendalikan keinginan keinginannya yang bersifat duniawi," terangnya.

Lebih lanjut, Sutiaji mengungkapkan, filosofi imsya dalam ibadah puasa sesungguhnya akan menjadi katalisator untuk tidak terjadinya "ghibah berjamaah", atau yang dalam literasi bersosial media di kenal dengan hoaks yang terviralkan, dan digerakkan secara masif melalui percakapan antar personal hingga dalam grup-grup sosial media.

"Kondisi itu sangat memprihatinkan, dan jelas secara agama salah, serta menciptakan desakralisasi nilai-nilai agama apabila hoaks itu juga menggunakan simbol-simbol keagamaan," ujarnya.

Ditambahkan dan diingatkan kembali oleh Sutiaji, bahwa manusia sesungguhnya mayit. Karena 40 hari sebelum diambil roh, tanda-tanda kematian itu sudah digambarkan dalam waktu 40 hari, sementara tidak ada seorang pun yang tahu dan dapat memastikan hidupnya bisa melewati 40 hari ke depan, bahkan esok hari.

"Sesungguhnya kita (manusia) mayit, menjadi pengingat selalu agar tidak berlebihan dalam memandang jabatan, kekuasaan dan kekayaan, karena apa yang kamu cintai, akan kamu tinggalkan atau meninggalkanmu," tuturnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9229 seconds (0.1#10.140)