Warga AS Putuskan Jadi WNI Karena Jatuh Cinta dengan Papua

Kamis, 23 Mei 2019 - 21:55 WIB
Warga AS Putuskan Jadi WNI Karena Jatuh Cinta dengan Papua
Seorang Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Amerika Serikat bernama Wallace Din Wayli mengucap sumpah dan janji menjadi seorang Warga Negara Indonesia (WNI), Kamis (23/5/2019). Foto/iNews TV/Edi S
A A A
JAYAPURA - Seorang Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Amerika Serikat, Wallace Din Wayli, memutuskan diri menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Dia mengucap sumpah dan janji Jadi WNI di Aula Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Papua. Kamis (23/5/2019).

Wallace, adalah mantan Pilot di Maskapai MAF dan saat ini beralih ke bidang Pendidikan dengan membuka sekolah untuk anak Papua.

Pelaksana tugas Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Papua, Max Wambrauw, yang melakukan prosesi tersebut, mengatakan, jalur Naturalisasi bagi WNA yang ingin menjadi WNI diatur dalam Undang-Undang RI.

Menurut Max, saat ini pendaftaran Kewarganegaraan RI berdasarkan Pasal 19 UU Nomor 12/2006, yang dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Administrasi Kewarganegaraan Elektronik (SAKE) pada layanan Administrasi Hukum Umum (AHU) online.

Max berharap Wallace yang disumpah janji jadi WNI ini selanjutnya yang bersangkutan bisa berkolaborasi dengan program-program Pemerintah Daerah dan LSM yang ada di Tanah Papua.

"Wallace sudah 42 tahun berada di Papua dengan kegiatan yang luar biasa, membangun pendidikan khusus orang asli Papua. Dia sudah sangat mahir berbahasa Indonesia," jelas Wambrauw.

Wallace sendiri seorang pendiri sekolah Papua Harapan yang beralamat di Kabupaten Jayapura. Hal ini menurut Wambrauw sangat bagus karena sebelumnya Wallace adalah seorang pilot pada pesawat MAF. Tapi sekarang ia sudah membangun sekolah khusus anak asli Papua yang tersebar hingga ke Pedalaman Papua.

"Wallace seorang pejuang pendidikan di tanah Papua, membangun Papua adalah membangun manusianya," tegas Max Wambrauw

Sementara Wallace Dean Wiley, pria kelahiran Washington, 5 April 1948 tersebut mengaku, karena kecintaan terhadap Indonesia yang membuat dirinya yakin berpindah kewarganegaraan.

"Saya begini karena kehendak Tuhan, Tuhan memanggil saya ke Papua untuk membantu sebaik mungkin di sini, dengan usia yang sudah tua, saya lakukan naturalisasi biar saya bantu secara bebas di sini. Selama di Papua saya di MAF tetapi beberapa tahun ini kami mendirikan yayasan baru yaitu Papua Harapan," kata Wallace.

Menurut Wallace, bersama yayasan Papua Harapan, pihaknya sudah membangun sekolah dan beberapa berada di Pedalaman Papua, termasuk membangun klinik kesehatan.

Harapan Wallace ke depan, bisa membangun sebuah sistem kesehatan yang paling baik untuk anak-anak kita di pedalaman.

"Saya lihat potensi pendidikan yang luar biasa dalam diri anak-anak Papua tetapi kesempatan belum ada, maka kami mau kasih mereka kesempatan dan waktu sebaik-baiknya dan maju bersaing dengan seluruh dunia," kata dia.

Wallace menjelaskan, sekolah pada Yayasan Papua Harapan menerima anak-anak Papua dari tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, namun ke depan akan dibangun sekolah untuk anak-anak SMP sampai SMA tentu hal yang sama dilakukan di pedalaman Papua.

"Kami mulai dengan tujuh orang anak Papua, dan dalam waktu dekat mereka akan diwisuda, saya bangga sekali dengan mereka ini akan kami terapkan kepada seluruh anak Papua," kata dia.

Enam sekolah yang telah dibuka Papua Harapan di pedalaman Papua bekerjasama dengan Lippo, di Tolikara, Mamit, Karbaga, Koropun, Nautsa, Danage, dan Doboto.

Turut hadir pada Acara pelantikan, Isteri dan keluarga dari Wallace, Pejabat Eselon III dan IV, para JFT dan JFU di lingkungan Kanwil Kemenkum HAM Papua.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8486 seconds (0.1#10.140)