PP RMI-NU Kecam Tindakan Pecah Belah Bangsa

Sabtu, 25 Mei 2019 - 10:39 WIB
PP RMI-NU Kecam Tindakan Pecah Belah Bangsa
RMI-NU mengimbau publik terutama kalangan pesantren untuk menjaga kondusivitas nasional.
A A A
JAKARTA - Selama hampir satu tahun, masyarakat Indonesia telah masuk dan terlibat dalam dinamika proses Pemilu 2019. Kondisi sosial-politik yang muncul akibat dari persiapan hingga proses kampanye yang telah dilalui ternyata bereskalasi.

Pengumuman resmi KPU pada 21 Mei yang telah menetapkan hasil suara Pemilu 2019, ditanggapi dengan aksi penolakan oleh kelompok tertentu. Pengerahan massa yang terpusat di kawasan Bawaslu berujung pada bentrok dan kekacauan ditanggapi dengan kecaman berbagai pihak.

Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI-NU) merilis pernyataan terbuka menanggapi kondisi yang sedang terjadi.

Ketua PP RMI-NU Abdul Ghofarrozin berpendapat bahwa momentum Pemilu seharusnya menjadi momen dalam merajut kebangsaan. “Selama hampir satu tahun masyarakat Indonesia dan umat Islam pada khususnya berada dalam semangat merajut kebangsaan dalam bentuk memilih pemimpinnya dan para wakil rakyat,” kata Abdul Ghofarrozin dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Sabtu (25/5/2019).

Sebagai organ asosiasi pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, RMI-NU mengimbau publik terutama kalangan pesantren untuk menjaga kondusivitas nasional. “Oleh karena itu, RMI-NU mengimbau kepada masyarakat luas, masyarakat pesantren dan para santri pada khususnya, untuk menerima seluruh pengumuman hasil Pemilu (baik Pilpres maupun Pileg) yang secara resmi telah dirilis oleh KPU sebagai keputusan final,” kata dia.

Segala proses Pemilu 2019 (baik Pilpres maupun Pileg) telah usai. Beragam bentuk respon masyarakat yang terlibat dalam proses Pemilu, sejatinya adalah wujud dari semangat kebangsaan. Secara terbuka, PP RMI-NU mengharap semua pihak menyikapi hasil Pemilu 2019 sebagaimana semangat yang melandasinya, yaitu demi Indonesia yang lebih baik.

“KPU RI telah mengumumkan secara resmi hasil akhir perhitungan suara, yang merupakan amanat rakyat yang harus dijaga dan dilaksanakan sebaik-baiknya,” ungkap Gus Rozin, panggilan akrab Ketua PP RMI-NU ini.

RMI-NU sebagai organisasi dan sebuah keluarga besar pesantren di Indonesia melihat bahwa hasil Pemilu adalah momentum memulai melaksanakan segala rencana yang maslahat bagi negara dan umat.

Dalam pernyataannya, PP RMI-NU mengapresiasi kinerja KPU. “Seluruh instansi telah bekerja dengan baik. KPU dan seluruh petugas di bawahnya, Bawaslu, Polri, TNI, dan pihak-pihak terkait telah profesional walaupun menghadapi kondisi dinamis,” kata Gus Rozin.

RMI-NU menganggap pemerintahan ke depan mengemban amanah dan tugas kenegaraan yang harus didukung semua pihak atas dasar konstitusi. “RMI-NU menolak keras segala bentuk tindakan inkonstitusional dan sikap-sikap yang tidak menghargai sistem demokrasi di Indonesia,” papar Gus Rozin.

Dalam pandangannya, segala bentuk pendapat harus disampaikan dengan cara-cara yang tertib, sesuai aturan dan hukum yang berlaku, dan dilandasi semangat menjaga persatuan Indonesia. “Kami mengecam tindakan yang dilandasi semangat pemecah-belahan bangsa, dilakukan dengan kekerasan dan anarkistis, serta melanggar ketertiban dengan menggunakan kedok demokrasi bahkan agama,” pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9946 seconds (0.1#10.140)