Pamit Merumput, Pria Epilepsi Ditemukan Tewas di dalam Parit
A
A
A
BLITAR - Sampai tiba waktu berbuka puasa, Sulis Mardianto,43, warga Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, tidak kunjung pulang.
Sejak siang Sulis pamit keluar rumah untuk mencari rumput disawah. Oleh keluarga langsung dicari. Sulis ditemukan nyungsep di dalam parit atau sungai kecil di area sawah dalam keadaan tewas.
"Diperkirakan korban terpeleset dan jatuh di parit," kata Kasubag Humas Polres Blitar Iptu M Burhanuddin dalam keterangan rilisnya Jumat (31/5/2019).
Dari pengakuan keluarga Sulis mengidap penyakit epilepsi atau ayan. Sel syaraf di otaknya sering terganggu. Saat kambuh reaksinya kejang kejang dan mulut berbusa. Dalam beberapa menit kesadarannya pun lenyap.
"Keterangan keluarga penyakit epilepsi yang bersangkutan sering kambuh," kata Burhanuddin.
Terpelesetnya korban ke dalam parit diduga akibat penyakit epilepsinya yang kambuh. Celakanya saat insiden terjadi tidak ada orang lain yang mengetahui dan menolongnya. Akibatnya fatal. Dalam olah TKP polisi tidak menemukan tanda bekas penganiayaan.
Diketahui kepala desa dan perangkat desa setempat, pihak keluarga membuat surat pernyataan menolak dilakukan otopsi. Keluarga menerima apa yang terjadi pada Sulis sebagai musibah. Karenanya yang bersangkutan langsung dimakamkan. "Dalam hal ini pihak keluarga membuat surat pernyataan menolak dilakukan otopsi," kata Burhanuddin.
Sejak siang Sulis pamit keluar rumah untuk mencari rumput disawah. Oleh keluarga langsung dicari. Sulis ditemukan nyungsep di dalam parit atau sungai kecil di area sawah dalam keadaan tewas.
"Diperkirakan korban terpeleset dan jatuh di parit," kata Kasubag Humas Polres Blitar Iptu M Burhanuddin dalam keterangan rilisnya Jumat (31/5/2019).
Dari pengakuan keluarga Sulis mengidap penyakit epilepsi atau ayan. Sel syaraf di otaknya sering terganggu. Saat kambuh reaksinya kejang kejang dan mulut berbusa. Dalam beberapa menit kesadarannya pun lenyap.
"Keterangan keluarga penyakit epilepsi yang bersangkutan sering kambuh," kata Burhanuddin.
Terpelesetnya korban ke dalam parit diduga akibat penyakit epilepsinya yang kambuh. Celakanya saat insiden terjadi tidak ada orang lain yang mengetahui dan menolongnya. Akibatnya fatal. Dalam olah TKP polisi tidak menemukan tanda bekas penganiayaan.
Diketahui kepala desa dan perangkat desa setempat, pihak keluarga membuat surat pernyataan menolak dilakukan otopsi. Keluarga menerima apa yang terjadi pada Sulis sebagai musibah. Karenanya yang bersangkutan langsung dimakamkan. "Dalam hal ini pihak keluarga membuat surat pernyataan menolak dilakukan otopsi," kata Burhanuddin.
(nth)