Keindahan dan Kedamaian Negeri di Atas Awan Lumajang

Kamis, 06 Juni 2019 - 20:22 WIB
Keindahan dan Kedamaian Negeri di Atas Awan Lumajang
Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban, memimpin anggotanya mengunjungi puncak B29. Foto/Ist.
A A A
LUMAJANG - Wilayah Kabupaten Lumajang, menyimpan keindahan alam yang luar biasa. Berada di lereng Gunung Semeru, tanah penuh sejarah ini menyajikan surga bagi wisatawan.

Saat libur lebaran ini, tentunya Kabupaten Lumajang sangat sayang untuk dilewat. Masyarakat bisa menikmati wisata alam di atas awan, seperti yang ada di puncak B29.

Kawasan puncak di sisi timur kawang Gunung Bromo tersebut, sering disebut sebagai "Negeri di Atas Awan" karena ketika wisatawan berdiri di puncaknya, akan melihat hamparan awan berada di bawah kakinya, tepatnya di lautan pasir Gunung Bromo.

Puncak B29 berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), yang oleh pemerintah dimasukkan dalam program pengembangan destinasi wisata 10 Bali Baru.

Untuk menuju ke lokasi Puncak B29, medan yang ditempuh cukup menantang, yaitu melewati jalanan aspal, paving block, dan tanah dengan kemiringan 10-40 derajat, serta beberapa tikungan tajam khas wilayah pegunungan.

Di kanan dan kiri jalanan desa yang lebarnya bervariasi, antara 1-3 meter itu adalah ladang sayuran milik warga Suku Tengger.

Berbeda dengan ladang pada umumnya, lahan yang mayoritas ditanami kol, bawang daun, dan kentang itu berada di kemiringan sekitar 70 derajat.

Tak hanya itu, barisan bukit dan lembah menghijau disertai kabut dengan udara dingin yang menggigit jemari pun mewarnai perjalanan penuh sensasi selama sekitar 15 menit.

Begitu sampai di gerbang Puncak B29, sepeda motor harus diparkir dan perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak sekitar 100 meter mendaki ke puncak bukit yang sudah terlihat di depan mata.

Salah satu tujuan para wisatawan ke destinasi wisata baru di kawasan TNBTS ini, adalah menyaksikan matahari terbit. Momen terbaik adalah menunggu di atas bukit sejak pukul 04.00 WIB.

Bahkan, tidak sedikit pengunjung yang berkemah atau menggelar tenda di atas bukit yang dahulu disebut Songolikur (sebutan angka 29 dalam Bahasa Jawa).

Keindahan dan Kedamaian Negeri di Atas Awan Lumajang


Sesampai di puncak bukit berketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut (mdpl), mata para pengunjung dimanjakan pemandangan indah menawan pegunungan Tengger.

Wisatawan memang dapat menikmati detik-detik matahari terbit di ufuk timur. Awan "tumpah" pun dapat dilihat baik dari sisi timur dan barat. Pemandangan awan "tumpah" paling menarik, adalah dari arah barat atau lautan pasir Gunung Bromo yang puncaknya setinggi 2.392 mdpl.

Dengan banyaknya wisatawan yang ingin melihat keindahan Puncak B29, Polres Lumajang tidak mau kecolongan, Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban memerintahkan anggotanya berpatroli di wilayah wisata tersebut.

"Banyak wisatawan yang berkunjung ke Puncak B29 karena keindahannya, maka dari itu saya perintahkan anggota saya untuk berpatroli di wilayah tersebut, tujuan kegiatan patroli agar wisatawan merasa aman dan nyaman saat menikmati keindahan negeri di atas awan tersebut," ujarnya.

Dia mengakui, alam yang indah di kawasan B29, juga menyatu dengan keramahan masyarakat Suku Tengger, yang mendiami kawasan peggunungan membentang di wilayah Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Malang.

Masyarakat Suku Tengger umumnya hidup dari pertanian seperti kentang dan sayur-mayur. Udara yang sangat dingin dan seringnya turun hujan, membuat tanaman pertanian di kawasan tersebut tidak mengenal musim, dan setiap saat bisa panen.

Salah satu hasil panen yang terkenal adalah kentang, yaitu dari jenis granola dan kentang merah. Terkadang sering juga disebut kentang Tengger, karena memiliki tekstur dan rasa yang berbeda dengan kentang sawah.

Suku Tengger memiliki adat yang unik, dimana apabila menerima tamu sering kali dilakukan di dapur. Ruang dapur menjadi ruang tamu yang penuh kehangatan, dengan perapian yang menemani canda tawa saat bercengkrama bersama.

Keindahan dan Kedamaian Negeri di Atas Awan Lumajang


Selain itu, Arsal menyebut ada budaya tahunan yang dikenal dengan Karo, dimana selama 14 hari masyarakat Suku Tengger tidak boleh keluar dari desanya. Dari 14 hari itu tujuh hari digunakan untuk mempersiapkan acara Karo, dan tujuh hari kegiatan adatnya.

Selama tujuh hari kegiatan Karo, mereka datang bersilaturahmi ke rumah-rumah tetangganya. Setiap orang yang mengunjungi rumah mereka wajib untuk mencicipi makanan yang sudah disiapkan tujuh hari sebelumnya. Dalam sehari mereka bisa mendatangi sampai 100 rumah.

"Masyarakat Tengger sangat ramah, memiliki budaya yang unik, dan tinggal di kawasan dengan panorama alam yang sangat indah," ungkap perwira polisi yang juga menyandang gelar doktor hukum bisnis ini.

Menurutnya, rute perjalanan menuju Desa Argosari, memiliki keindahan tersendiri. Karena sepanjang jalan akan tersaji jurang-jurang yang cukup dalam, pohon-pohon besar yang tertutup oleh kabut, serta kebun-kebun warga yang memiliki kemiringan sekitar 70 derajat.

Di Desa Argosari sendiri udaranya sangat. Bagi wisatawan, hal ini bisa menjadi pengalaman tersendiri yang sangat menarik. "Selain Karo, di sini juga ada budaya adat Unan-unan, yang digelar setiap lima tahun sekali," tuturnya.

Dia berharap, pariwisata di wilayah Kabupaten Lumajang, dapat terus berkembang untuk membangun ekonomi masyarakatnya. Untuk mendukung terwujudnya wisata yang aman, Arsal mengaku terus mengerahkan Tim Cobra Polres Lumajang, untuk memberantas penjahat jalanan yang bisa mengganggu kehadiran wisatawan.

Puncak B29 menyimpan sebuah cerita legenda. Dimana menurut informasi masyarakat, puncak B29 dulunya merupakan tempat melakukan ritual masyarakat sekitar.

"Ada kepercayaan masyarakat sekitar, dimana kalau kita memohonkan sesuatu di Puncak B29 maka permohonan kita akan cepat terkabul. Bahkan permohonan cukup di ucapkan di dalam hati," ujar Arsal.

Menurut cerita masyarakat Suku Tengger, dahulu banyak masyarakat yang ke Puncak B29 untuk memohon dimudahkan jodoh, atau memohon agar tanaman kentangnya cepat tumbuh dan subur. "Negeri di Atas Awan" ini, merupakan tanah suci yang harus dijaga kelestariannya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.5415 seconds (0.1#10.140)