Senja Merah dan Cerita Lintas Masa di Altar Suci Penataran

Jum'at, 07 Juni 2019 - 14:51 WIB
Senja Merah dan Cerita Lintas Masa di Altar Suci Penataran
Senja di pelataran Candi Penataran, Kabupaten Blitar, menyajikan pemandangan yang eksotis. Candi di lereng Gunung Kelud ini, banyak menyimpan cerita sejarah. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
BLITAR - Merah merona menghiasi langit di sisi barat. Berpadu dengan langit biru, dan awan putih di atas Candi Penataran, saat cahaya sang mentari segera menuju peraduan.

Lembayung senja dengan cahaya merona menghiasi pelataran candi suci, menghantarkan sesembahan untuk sang maha pencipta. Sepenggal sore yang sangat khusuk di pelataran altar suci candi.

Senja Merah dan Cerita Lintas Masa di Altar Suci Penataran


Candi yang dipercaya sebagai Candi Palah ini, berdiri di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 12 km dari Kota Blitar. Letaknya di utara pusat Kota Blitar.

Sore itu, Candi Penataran, menghadirkan keindahan yang luar biasa. Di bawah lembutnya cahaya senja memerah, candi berbahan batu andesit hitam ini, menghadirkan lekuk-lekuk kemolekannya.

Berada di area dengan luas sekitar 1,2 hektar. Candi ini, menghadirkan lintasan sejarah yang tidak terputuskan dari leluhur tanah Nusantara.

Senja Merah dan Cerita Lintas Masa di Altar Suci Penataran


"Bangunan di lereng Gunung Kelud ini, merupakan candi suci yang dibangun sejak era masa Kerajaan Kadiri, pada sekitar tahun 1.200 masehi, dan berlanjut hingga masa jasa kerajaan Majapahit," ujar sejarawan Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono.

Dia menyebutkan, Raja Majapahit, Hayam Wuruk, dalam Kitab Negarakertagama, yang ditulis Mpu Prapanca, disebutkan, pernah melakukan upacara suci di candi ini.

Keberadaan candi suci ini, ditemukan dan dilaporkan pertama kali oleh Gubernur Jenderal Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles, pada tahun 1815.

Senja Merah dan Cerita Lintas Masa di Altar Suci Penataran


Berdasarkan prasasti yang tersimpan di bagian candi, diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi, dan berlanjut digunakan sampai masa Majapahit, dalam pemerintahan Raja Wikramawardhana yang memerintah Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Dinding-dinding candi ini, juga menawarkan eksotisme cerita tentang ajaran kebajikan dan kemanusiaan dalam deretan reliefnya. Di antaranya cerita tentang Ramayana, dan cerita asli dari tanah Jawa Timur, yakni cerita Panji yang berkembang di kawasan Asia Tenggara.

Bangunan megah yang pernah diusulkan menjadi warisan budaya dunia ke Unesco, pada tahun 1995 tersebut, merupakan bangunan suci lintas masa yang memiliki peran penting di masa Kadiri, Singhasari, hingga akhir Majapahit.

Senja Merah dan Cerita Lintas Masa di Altar Suci Penataran


Bahkan, candi ini juga banyak dikaitkan dengan keberadaan Ken Arok, yang mendirikan kerajaan Singhasari, setelah berhasil mempersunting Ken Dedes.

Candi Penataran, selalu menghadirkan keindahan dan keanggunan seperti senja di musim kemarau di tanah Blitar, yang selalu menawarkan rona merah di sisi barat.

Cerita senja di pelataran candi suci, menghadirkan keteduhan, kecintaan, dan rasa kemanusiaan. Sore, dalam temaram kemerahan, menikmati keagungan sang pencipta, di pelataran suci warisan pendiri Nusantara yang hingga kini masih abadi.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.8234 seconds (0.1#10.140)