Andik Rendika Rama, Fullback Muda Andalan Madura United

Sabtu, 08 Juni 2019 - 09:53 WIB
Andik Rendika Rama, Fullback Muda Andalan Madura United
Fullback Madura United, Andik Rendika Rama, meniti karir sepak bola sejak usia muda, dan kini menjadi andalan timnya. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Tampilannya kalem, dan tidak nek-neko. Tetapi siapa sangka, Andik Rendika Rama sangat garang dan lugas saat berada di lapangan hijau bersama Madura United.

Mengisi posisi sebagai fullback sejak bergabung dengan Madura United 2017 silam, Andik tidak banyak berkompromi dengan bola-bola lawan. Dia selalu disiplin menjaga daerah pertahanannya dari ancaman penyerang lawan.

Penampilannya yang tenang, disiplin, dan selalu taktis di lapangan pertandingan, membuatnya tidak tergantikan posisinya sejak Januari lalu dalam arahan Dejan Antonic.

Di balik kesuksesannya, wing-back asal Gresik tersebut pernah mengalami pengalaman penuh peluh saat ingin membeli sepatu sepak bola. Diakuinya, sejak kecil mengidamkan bisa memiliki sepatu yang hasil dari keringatnya sendiri.

Mimpinya tercapai saat dia memasuki usia 17 tahun. Hal itu berawal dari kesempatan membela Persebaya Junior dalam ajang Piala Suratin 2009 lalu. Dia mendapatkan penghasilan Rp1,5 juta.

"Awalnya itu saya membela Persebaya Junior di Piala Suratin tahun 2019. Saat itu, saya masih berusia 17 tahun. Saya tidak tahu kalau bakal digaji, gajinya waktu itu Rp1,5 juta,," kenangnya, seperti dilansir laman maduranuitedfc.com.

Kendati menjadi gaji pertama, mantan bek sayap utama Persija Jakarta musim 2016 itu sontak mengincar sepatu kesayangan. Dia mengimpinkan ingin membeli sepatu bermerek, yang ternyata harganya Rp1,1 juta.

Sisa gaji Rp400 ribu, dia belikan handphone (HP) yang harganya Rp300 ribu lebih. Di samping mimpi membeli sepatu idaman, dia bisa memiliki HP yang pertama kali, meski masih belum terdapat kameranya.

"Dengan gaji segitu, saya langsung beli sepatu. Saya sudah bilang ke orangtua saya untuk memenuhi keingan beli sepatu. Ternyata ada sisanya. Karena saya belum punya HP, saya beli HP jadul waktu itu, 300-an lebih harganya," sambungnya.

Kendati demikian, pemilik nomor punggung 6 di Madura United ini mengaku bersyukur penah melewati masa-masa perjuangan seperti itu. Dia mengaku bisa menjadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran hidup agar tidak boros.

"Saya belajar banyak dari perjalanan hidup saya itu. Saya tidak terlahir dari orang yang berkecukupan secara ekonomi. Maka dari itu saya butuh perjuangan untuk punya sepatu dan HP. Jadi sekarang, saya kalau ingin boros, saya selalu teringat dengan masa-masa perjuangan dulu," tandansya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2968 seconds (0.1#10.140)