Festival 'Ngopi di Papringan' Didorong Jadi Pusat Studi Desa

Senin, 17 Juni 2019 - 20:21 WIB
Festival Ngopi di Papringan Didorong Jadi Pusat Studi Desa
Direktur PMD, M. Fachri bersama Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq menghadiri Festival Ngopi di Papringan di Sindoro Sumbing, Kabupaten Temaggung. Foto/Ist.
A A A
TEMANGGUNG - Festival Sindoro Sumbing bertajuk "Ngopi di Papringan" di Desa Ngadimulyo, Kabupaten Temaggung, Jateng, didorong menjadi destinasi wisata dan Pusat Studi Desa.

Dukungan dan dorongan tersebut, datang dari Direktur Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Ditjen PPMD Kemendes PDTT, M. Fachri saat hadir di festival tersebut. Dia menilai, dari sisi konsep dan implementasinya sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri.

"Saya baru pertama kali datang ke lokasi Pasar Papringan ini. Tetapi kisah dan informasinya sudah kami ketahui sejak setahun lalu. Saya bangga dan bahagia bisa hadir hari ini. Ke depan, saya optimis menjdi destinasi wisata dan pusat studi desa," kata Fachri saat didaulat memberikan sambutan.

Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan Program Inovasi Desa (PID) yang dikembangkan Kementerian Desa sekarang ini. Terlebih lagi, pola kolaborasi antar pihak terkait dalam membangun Kabupaten Temanggung, dapat berjalan baik dan sinergis.

Pola kolaborasi dan sinergitas peran antar stakehokder, baik pemerintah, desa, komunitas dan pihak lain itulah menjadi kunci keberhasilan dan daya tarik wisata maupun studi tentang desa yang perlu dipromosikan ke daerah lainnya.

Seperti diketahui, di Pasar Papringan tersebut hampir tidak ada hal yang dihilangkan dari wajah asli kebun bambunya. Semua terlihat natural dan alamiah.

Fachri juga mengingatkan agar pihak desa benar-benar dapat memanfaatkan dana desa untuk tujuan kemandirian dan kemakmuran masyarakat. Dalam kurun lima tahun terakhir, sudah Rp257 triliun dana desa dari APBN.

Tahun ini Rp70 triliun dana desa didistribusi ke 74.957 desa di Indonesia, untuk pembangunan dan pemberdyaan masyarakat, seperti kegiatan peningkatan Capacity Building (CB) masyarakat dan studi banding maupun studi tiru.

"Nantinya, teman-teman dari daerah lain tidak hanya ke Desa Ponggok, Desa Pujon Kidul, atau ke Desa Kutu. Tapi sudah ke Desa Ngadimulyo ini," harapnya.

Dalam konteks sebagai pusat studi desa, lanjutnya, kegiatan Pasar Papringan, dapat mendatangkan para pihak dan masyarakat untuk menimba ilmu secara langsung tentang berbagai kebudayaan dan kearifan lokal desa. Sebab, pola pengembangan Capacity Building yang klasikal di dalam ruangan perlu ditunjang dengan studi empirik atau studi lapangan.

"Seperti festival hari ini sangat unik, meskipun baru sub tema kopi saja. Belum tema-tema kearifan lokal lainnya. BUMDes dapat mengembangkannya untuk masa depan desa yang semakin cemerlang," imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq yang membuka kegiatan tersebut mengapresiasi ide dan dukungan yang disampaikan Direktur PMD.

Dia menyatakan akan segera merealisasikan hal itu, sehingga ke depan, lokasi Pasar Papringan akan menjadi tujuan studi daerah dan desa-desa di Indonesia.

"Kami berterima kasih atas gagasan dari Direktur PMD. Ini menjadi agenda prioritas yang segera diwujudkan," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8817 seconds (0.1#10.140)