Sudah Waktunya TNI AL Kuasai Teknologi Alutsista Modern

Selasa, 18 Juni 2019 - 19:47 WIB
Sudah Waktunya TNI AL Kuasai Teknologi Alutsista Modern
Para pembicara berdialog sesaat sebelum seminar nasional, di gedung Maspardi, Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, Selasa (18/6/2019). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Kemajuan teknologi informasi, kecerdasan buatan, teknologi tanpa awak, media sosial dan berbagai perubahan sosial, menjadi tantangan yang harus diantisipasi.

TNI AL, sebagai salah satu penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terus mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), serta melakukan kajian-kajin untuk mendapatkan gagasan dan ide-ide cemerlang tentang teknologi alutsista modern, dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang semakin kompleks tersebut.

Pakar penerbangan dari Institut Teknologi Bandung, Djoko Sardjadi mengungkapkan, kemauan TNI AL untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut sudah sangat besar. Apalagi saat ini anak bangsa sudah mampu membuat sejumlah alutsista sendiri seperti kapal selam, roket, pesawat terbang dan pesawat terbang tanpa awak yang paling unggul dikawasan Asia Tenggara, dan Asia Timur.

"Jangan sampai kita tergantung kepada bangsa-bangsa lain persenjataan kita. Kita harus buat sendiri," katanya disela-sela Seminar Nasional bertajuk "Konsep Teknologi Alutsista Modern TNI AL Guna Menghadapi Tantangan Masa Depan", di AAL Surabaya, Selasa (18/6).

Ia berharap, TNI berperan bukan hanya sebagai operator tapi juga motivator dan pelaku pengembangan teknologi tersebut. "Kita sudah sangat mampu. Tinggal bagaimana koordinasi dalam level tinggi untuk mengintegrasikan semua potensi ini. Puter kunci kontak dan kita bisa jalan," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Wisnu Jatmiko menjelaskan, perkembangan teknologi yang pesat menuntut pihak militer untuk beradaptasi secara cepat dan melakukan perubahan besar.

"Pada zaman dahulu, pihak dengan jumlah pasukan lebih banyak memiliki peluang lebih tinggi untuk memenangkan suatu pertempuran. Namun pada zaman sekarang ini, perbedaan jumlah pasukan di pihak lawan dapat dinetralisir atau bahkan diantisipasi dengan teknologi pertempuran yang lebih canggih," katanya.

Teknologi canggih, lanjut Wisnu, turut memberikan andil untuk meningkatkan strategi pertempuran agar semakin efektif. "Pertempuran dapat dimenangkan secara efisien dan berpotensi mengurangi korban jiwa," ujarnya.

Dosen Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) ini menilai, saat ini wibawa suatu negara dilihat dari kecanggihan teknologi yang dimiliki. Menurutnya, meskipun untuk beberapa hal Indonesia masih tertinggal dalam bidang teknologi, namun ketertinggalan tersebut masih bisa diakselerasi.

"Karena dalam peperangan untuk yang utama butuh kecepatan. Namun dalam skala minimal standart TNI sudah cukup siap, meskipun masih ada beberapa yang harus diperbaiki," tandasnya.

Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, menaruh harapan besar pada TNI AL supaya mampu menghadapi semua tantangan dan ancaman yang muncul di masa depan.

"Harapan besar berada di pundak kita semua, untuk membawa Angkatan Laut kita menjadi lebih tangguh dalam menghadapi semua tantangan dan ancaman yang muncul di masa yang sarat dengan kecanggihan teknologi ini," kata Kasal dalam keynote speech-nya yang dibacakan oleh Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Laut (Koorsahli Kasal) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali.

Sementara itu, melalui amanat yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) Brigjen TNI (Mar) Endi Supardi, Gubernur Akademi Angkatan Laut (Gubernur AAL) Laksamana Muda TNI Edi Sucipto menuturkan, negara Republik Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis, ditinjau dari aspek geopolitik dan geostrategis serta menjadi center of gravity dunia.

"Oleh karena itu, tantangan TNI AL kedepan yang semakin kompleks dan dinamis, sebagai dampak perubahan lingkungan strategis serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keangkatan lautan. Selain itu, dibutuhkan kemampuan Alutsista yang memadai, juga pentingnya pembangunan teknologi Alutsista moderen TNI AL," tuturnya.

Gubernur AAL menegaskan, TNI AL harus mampu melindungi Sea Line of Trade (SLOT) dan mampu menjaga keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kami berharap, acara seminar ini dapat membawa dampak positif bagi peserta seminar, guna mendapatkan gagasan dan ide cemerlang tentang teknologi Alutsista modern TNI AL dalam menghadapi tantangan masa depan," pungkasnya.

Seminar nasional yang dipandu oleh moderator Maria Agustina Mamahit dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, Taruna dari Akmil, AAL, AAU dan Taruna Akpol tersebut berlangsung menarik dan mendapat tanggapan serius.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6293 seconds (0.1#10.140)