Kepung Kantor Disdik Hingga Dini Hari, Wali Murid Belum Menyerah

Kamis, 20 Juni 2019 - 07:19 WIB
Kepung Kantor Disdik Hingga Dini Hari, Wali Murid Belum Menyerah
Para wali murid yang memprotes sistem zonasi masih menduduki kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya Jalan Jagir Wonokromo, Kamis (20/6/2019) dini hari. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Tak ada kata menyerah untuk memperjuangkan nasib anak. Terbukti, hingga Kamis (20/6/2019)para wali murid yang memprotes sistem zonasi masih menduduki kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya Jalan Jagir Wonokromo.

Sebagian besar wali murid duduk di pintu utama pelayanan Dinas Pendidikan yang juga kantor Kepala Dinas Pendidikan Ikhsan. Sesekali mereka berdiri dan berteriak lantang untuk menolak sistem zonasi.

"Pokoknya tahun ini tak ada sistem zonasi. Pakai cara lama saja yang lebih manusiawi dan berpihak pada warga," kata seorang wali murid, Dzurriyah.

Meskipun sudah mendapat penjelasan dari kepala dinas pendidikan tentang kelangsungan zonasi, dirinya belum bisa lega. Apalagi jawaban dari kepala dinas pendidikan hanya mau memberikan laporan saja ke pusat.

"Sistem zonasi ini harus dihentikan segera. Jangan dibiarkan terus seperti ini," kata dia.

Ikhsan memahami protes yang dilakukan para wali murid. Zonasi juga dianggap tidak mempertimbangkan upaya keras dari anak-anak yang sudah mengikuti bimbingan belajar serta menghabiskan waktu belajar di rumah.

Bahkan, seorang anak dengan NUN tinggi tidak terfasilitasi dalam sistem zonasi yang diterapkan saat ini karena terkendala jarak rumah dengan sekolahnya.

"Jadi begini, kami akan konsultasikan dengan pusat semua keinginan yang disampaikan hingga selesai besok pagi. Dan kami janjian dengan orang tua bertemu lagi pukul 16.00," kata Ikhsan.

Dia mengatakan, tuntutan yang diberikan para wali murid cukup banyak. Salah satunya ada yang mau jarak masuk dalam rangking PPDB, tetapi ada yang meminta ada yang mau nilai masuk.

"Ada juga yang mau menutup server yang masih dikeluhkan. Ini masih dirembug lagi juga sama orang tua mereka maunya ditutup apa dibuka," kata dia.

Dia juga memastikan data pendaftar tidak akan hilang ataupun dihapus. Bahkan ketika posisi server dimatikan, hal ini menjadi kesempatan tim IT untuk menyesuaikan semua data jarak yang masuk di PPDB agar sesuai dengan data real di masyarakat.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9823 seconds (0.1#10.140)