Yuk Kenali Exoskeleton, Alat Rehab Medik Pasien Stroke

Kamis, 20 Juni 2019 - 13:38 WIB
Yuk Kenali Exoskeleton, Alat Rehab Medik Pasien Stroke
Exoskeleton merupakan alat yang bertujuan melatih anggota gerak yang disfungsi akibat serangan stroke. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Inovasi dalam dunia medis terus diproduksi guna membantu para pasien. Termasuk peralatan yang bisa membantu penderita stroke.

Salah satu alat temuan terbaru para dosen di Universitas Airlangga Surabaya adalah Exoskeleton. Temuan Alat rehabilitas medik yang dipasang di bagian tubuh untuk meningkatkan kemampuan.

Penemuan alat rehab medik itu berawal dari kehidupan pasien stroke yang harus rehabilitas medik di rumah sakit. Dengan bantuan perawat dalam melatih gerakan, mereka menggunakan alat yang ada dan akomodasi yang membutuhkan banyak waktu serta biaya.

Dosen Universitas Airlangga Dr. Riries R,ST. MT, bersama tim yang terdiri dari Akif Rahmatillah, S.T, M.T., Osmalina Nur Rahma, S.T, M.Si., dan Alfian Pramudita, S.T., M.Sc. mulai menemukan alat exoskeleton rehab medik.

Ketua tim penelitian tersebut Dr. Riries R,ST. MT menuturkan, alat ini bertujuan melatih anggota gerak yang disfungsi akibat serangan stroke. Sementara anggota tubuh gerak sebagai fokus utama, terutama pada bagian lengan.

Lengan sendiri dipilih karena pada sebagian besar masalah stroke pasien memiliki disfungsi pada anggota gerak tersebut. ”Exoskeleton itu berbasis robotik. Kami mencoba untuk mengaplikasikan pada medis, terutama pada rehab medik," kata Riries, ketika ditemui di Departemen Fisika Universitas Airlangga, Kamis (20/6/2019).

Dia menjelaskan, alat robot tersebut akan dipasang di lengan pasien yang disfungsi dan akan digerakkan oleh lengan yang sehat dengan dipasangi elektroda yang di dalamnya terdapat sensor Elektromiografi (EMG) sebagai penggerak motorik.

Keberadaan sensor EMG sendiri adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dengan cara merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot skeletal.

”Pada alat robot tersebut, dilihat dari prinsip kerjanya, dapat digantikan oleh perawat dan belum tahu intensitasnya berapa jadi kurang efektif," kata dia.

Dengan adanya pertimbangan tersebut, alat robot itu dibuatlah generasi kedua. Sehingga memiliki kelebihan seperti menjadi alat yang otomatis.

Pada generasi kedua tersebut, katanya, terdapat tambahan sensor sudut yang berfungsi mengetahui besar sudut dan kecepatan gerak dari lengan yang disfungsi. Selain itu, ada track record keadaan lengan sebelum dilatih dengan alat dan sesudah dilatih alat yang akan tergambar pada display.

Riries juga menjelaskan, penelitian alat robot itu telah didaftarkan hak paten. Adanya hak paten dapat dengan mudah perbanyak produksi. Bukan hanya itu, penelitian tersebut telah bekerja sama dengan tim rehab medic Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) untuk uji coba alat langsung kepada pasien.

Bahkan, lanjutnya, alat ini juga bisa dijual pada masyarakat umum karena baginya alat tersebut tidak berbahaya.

”Hak patennya, tinggal menunggu uji substansi saja jika sudah kita bisa kerja sama dengan perusahaan besar," kata dia.

Adanya penelitian itu, diharapkan bisa membantu dunia kesehatan, terutama pada pasien. Dengan diproduksi massal, maka diharapkan bisa mengurangi biaya pasien dan membantu rumah sakit dalam rehab medik yang lebih efisien.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6967 seconds (0.1#10.140)