Tampil Dominan, ITS Kembali Menjadi Juara Umum KRI

Senin, 24 Juni 2019 - 11:05 WIB
Tampil Dominan, ITS Kembali Menjadi Juara Umum KRI
Robot-robot Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali berjaya di ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019.Foto/ist
A A A
SURABAYA - Tim robot Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan dominasinya di bidang robotika di Indonesia.

Tampil dominan sejak awal, mereka kembali memborong juara dan mempertahankan gelar juara umum di Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di The Club Graha Padma, Semarang, Minggu (23/6/2019) malam.

Pada kontes robot yang diikuti 64 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia ini, Tim Robotika ITS berhasil menjuarai di tiga kategori lomba dan dinobatkan sebagai juara umum KRI 2019.

Dominasi itu dimulai ketika Tim Iris berhasil meraih predikat juara 1 di kategori Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) beroda, dengan mengalahkan tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) di semi final dengan skor 3-0 dan mengalahkan tim dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) di final dengan skor telak 4-0.

Ketua Tim Iris, Muhammad Revo Khairullah menuturkan, dirinya bersama tim bersyukur dengan kemenangan ini. Karena kemenangan ini sudah dinantikan lama, sejak tim Iris berada divisi KRSBI beroda para 2017.

"Pada 2017 kami harus tersingkir di delapan besar, pada 2018 kami harus puas dengan posisi runner up dan
alhamdulillah di tahun ini kami bisa merealisasikan juara 1 ini," kata Revo.

Mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS itu melanjutkan, hasil ini membuat tim Iris semakin mantap untuk mengikuti kejuaraan internasional Robocup 2019 awal Juli mendatang di Australia bersama dengan tim Ichiro di kategori Robosoccer Humanoid.

Tim Iris juga berhasil menyabet untuk juara sebagai desain terbaik dan strategi terbaik di KRI 2019 di kategori KRSBI Beroda. "Hasil dari pengalaman dan evaluasi teknis di KRI ini akan kami jadikan bekal di ajang internasional nanti, agar lebih matang lagi persiapan tim kami," ucapnya

Pada divisi Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), tim Vi-Rose juga berjaya menyabet juara 1. Setelah dapat melaju ke delapan besar dengan perolehan poin tertinggi 74.8 poin. Gerakan tubuh Vi-Rose semakin gemulai ketika berhasil menembus babak empat besar dan harus bersaing melawan tim dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD), dan Universitas Tadulako Palu (UNTAD).

Ketua tim Vi-Rose, Nafis Taqiyudin mengatakan, pada penutupan KRI 2019 Vi-Rose juga dinobatkan sebagai desain terbaik untuk robot seni tari di KRI 2019. "Vi-Rose terakhir menang 2012 dan ini adalah juara yang sudah kita harapkan dan persiapkan sebelum kita berangkat ke sini, kami pun mendapatkan bonus sebagai Desain Terbaik untuk robot kami," ujar Nafis.

Untuk divisi Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), robot Risma dari tim ITS berhasil menempati juara ketiga setelah menumbangkan tim dari Universitas Islam Sultan Agung pada saat perebutan juara ketiga dengan perolehan nilai penuh. Risma tak dapat melangkah ke final setelah sebelumnya robot berkakinya harus retry dua kali ketika melawan tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Namun mereka berhasil finish dengan jeda waktu yang sangat berdekatan. Ketika melawan ITB, tim ITS memang kalah dalam sisi waktu melewati rintangan yang berbentuk tali, karena dari sisi bentuk kaki robot sudah berbeda. Tim lawan berkaki seperti tank yang datar serta lebih kokoh, dan bisa melewati tali dengan mudah.

"Namun, tim kami mengikuti standar peraturan yang ada sesuai arahan dari tingkat regional, kaki robot harus empat dan menyerupai kaki kuda, " kata ketua tim Risma, Ahmad Auril Barelvi.

Sementara itu untuk tim Abinara-1 di kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) harus puas di posisi ke-10 setelah pada sesi ketiga robot tidak berhasil memadamkan api. "Kami masih mengevaluasi kelemahan robot di sesi ketiga ini apa yang menyebabkan robot tak dapat memadamkan api. Tahun selanjutnya kami akan mencoba lebih baik lagi," ungkap ketua tim Abinara-1, Reza Pahlevi.

Pada kategori terakhir yaitu KRSBI Humanoid, tim ITS Ichiro tak mampu tampil maksimal. Setelah gagal melewati babak perempat final, dengan ditahan hingga babak tambahan oleh Tim Krakatau FC dari Universitas Teknokrat Indonesia dengan skor 0-0. Sehingga, mengharuskan pertandingan berlanjut dengan adu penalti. Pada proses adu penalti tersebut, akhirnya Ichiro harus terhenti langkahnya dengan hasil 2-0 untuk tim Krakatau FC.

Meski demikian, dari hasil perolehan juara itu semua, Tim Robot ITS dapat mempertahankan gelarnya sebagai Juara Umum di KRI 2019 ini. Setelah di KRI 2018 tahun lalu ITS juga berhasil meraih juara Umum.

Direktur Kemahasiswaan ITS, Dr Darmaji mengatakan, hasil ini sangat membanggakan bagi ITS. Dirinya percaya kepada para mahasiswa akan semangat dan tekad juara yang dimiliki.

"Setelah ini semua harus fokus kembali mempersiapkan diri dan robot, mengingat bulan depan kita (tim robot ITS, red) akan berlomba di Robocup Competition di Australia. Sehingga kita kembali bisa mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia seperti tahun lalu," ucapnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.8542 seconds (0.1#10.140)