Luar Biasa! di AS Tim Barunastra Sukses Pertahankan Juara Dunia

Selasa, 25 Juni 2019 - 12:46 WIB
Luar Biasa! di AS Tim Barunastra Sukses Pertahankan Juara Dunia
Tim Barunastra ITS merajai International Roboboat Competition (IRC) 2019 di Florida, Amerika Serikat (AS). Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Kemampuan robotika Indonesia kembali diakui dunia. Kali ini Tim Barunastra Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berjaya di Amerika Serikat (AS).

Tim Baruanstra ITS mampu merajai ajang International Roboboat Competition (IRC) 2019 di Florida, AS. Capaian ini terbilang istimewa, sebab Tim Barunastra ITS berhasil mempertahankan gelar juara dunia yang diraihnya tahun lalu di ajang dan tempat yang sama.

Perjalanan Tim Barunastra cukup berliku dalam kompetisi bergengsi di dunia ini. Setiap tim kapal robot (roboboat) terlebih dahulu harus menjalani babak uji coba dan babak kualifikasi. Dalam babak kualifikasi tersebut diikuti total peserta sebanyak 13 tim dari universitas dari berbagai negara.

Lead Official Barunastra ITS, Sabillah Margirizki menuturkan, di seluruh babak setiap kapal robot ini diharuskan menyelesaikan secara mandiri pada lima misi yang berbeda.

Misi pertama bernama Autonomous Navigation. Dalam misi ini, kapal robot diharuskan untuk masuk dan keluar pintu yang sudah ditentukan secara otomatis dalam danau yang dijadikan ajang lomba.

Masih dalam danau yang sama, berikutnya kapal robot itu melakukan misi Speed Challenge. Kapal robot ini memasuki rintangan dan berputar balik di titik tertentu. "Kecepatan kapal perlu sangat diperhatikan dalam babak ini," kata Sabil, Selasa (25/6/2019).

Misi selanjutnya, katanya, adalah Automated Docking yang mengharuskan setiap kapal robot menangkap frekuensi yang keluar dari tempat sandaran dan kapal robot itu harus mampu bersandar pada tempat yang memancarkan frekuensi itu.

Luar Biasa! di AS Tim Barunastra Sukses Pertahankan Juara Dunia


Selanjutnya harus melakoni misi bernama Raise the Flag. Misi sulit ini harus dijalani dalam tujuh segmen yang menghadap ke langit dan menampilkan angka satu, dua, tiga, atau empat. Drone yang ada di atas kapal harus terbang secara otomatis untuk membaca angkanya. Kemudian data dikirim ke kapal dan harus bersandar di nomor satu, dua, tiga, atau empat sesuai info yang diperoleh dari drone.

Pada misi berakhir, katanya, ada Find the Path yang mengharuskan kapal robot untuk masuk ke rintangan dari banyak bola dan memutari balik suatu titik yang kemudian keluar lagi dari rintangan berbagai bola itu.

Mahasiswi Departemen Statistika ITS itu menambahkan, ketika babak kualifikasi Tim Barunastra sukses berada di posisi pertama dengan poin 4.000 lebih. Poin tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan tim yang berada pada posisi kedua yang hanya memperoleh sebanyak 1.034 poin.

Sabil juga mengakui, selama tahap uji coba terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh Tim Barunastra. "Salah satunya ketika drone kita sempat jatuh ke air karena adanya delay waktu," jelasnya.

Langkah cepat, lanjutnya, dilakukan tim dengan membeli semua komponen drone yang rusak dan merakitnya ulang. Hal itu menjadikan Tim Barunastra tidak berani menerbangkan drone ketika babak kualifikasi.

"Setelah melihat beberapa tim yang unggul dengan drone mereka, kita benar-benar mengusahakan untuk dapat menerbangkan drone ketika final," ucap mahasiswi angkatan 2016 ini.

Dari penilaian semua itu, Sabil menyebutkan bahwa Tim Barunastra berhasil menduduki posisi ketiga. Hasil ini menunjukkan Tim Barunastra telah sukses mempertahankan posisi gelar dunianya pada kompetisi di tahun sebelumnya yang juga berhasil meraih juara pertama.

Hasilnya, kompetisi dunia ini berhasil diraih Institut Teknologi Sepuluh Nopember (peringkat 1), Embry Riddle Aeronautical University AS (peringkat 2), Universitas Indonesia (peringkat 3), Hagerty High School AS (peringkat 4) dan VTEC Meksiko (peringkat 5).
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2055 seconds (0.1#10.140)