BPBD Blitar Pantau 5 Kecamatan dan 19 Desa Rawan Kekeringan
A
A
A
BLITAR - Sebanyak 19 desa dan 5 kecamatan di kawasan selatan Kabupaten Blitar, dipantau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), karena rawan kekeringan.
Di setiap bulan Juli atau Agustus, sebagian warga biasanya mulai kesulitan mendapat air bersih. "Karenanya saat ini kita terus melakukan pantauan," kata Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Heru Irawan kepada wartawan.
Lima kecamatan rawan kekeringan itu di antaranya Bakung, Binangun, Wononirto, Wates, dan Panggungrejo. Secara geografis daerah tersebut berada di perbukitan kapur, yakni termasuk meliputi 19 desa di dalamnya.
Ada sejumlah titik mata air, yakni sungai kecil di kawasan hutan. Namun di setiap musim kemarau biasanya debit air akan menyusut drastis. Air yang tersisa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga. "Dan peta jumlah yang kekeringan ini selalu berubah," kata Heru.
Mulai pertengahan Juni hingga hari ini, hujan mulai jarang turun. Bahkan di sebagian besar wilayah Blitar selatan sudah tidak mengguyur. Kendati demikian, sejauh ini BPBD belum menerima laporan kasus kekeringan. Dengan pantauan yang dilakukan, kata Heru petugas bisa bergerak sewaktu waktu.
"Tidak perlu repot koordinasi lagi. Jika ada laporan kekeringan kita langsung bisa mensuplai air bersih ke lokasi," terang Heru. Sementara terkait udara dingin yang berlangsung sepekan ini, Heru mengatakan pengaruh perubahan iklim di benua Australia. Informasi itu diperoleh dari BMKG.
Di setiap bulan Juli atau Agustus, sebagian warga biasanya mulai kesulitan mendapat air bersih. "Karenanya saat ini kita terus melakukan pantauan," kata Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Heru Irawan kepada wartawan.
Lima kecamatan rawan kekeringan itu di antaranya Bakung, Binangun, Wononirto, Wates, dan Panggungrejo. Secara geografis daerah tersebut berada di perbukitan kapur, yakni termasuk meliputi 19 desa di dalamnya.
Ada sejumlah titik mata air, yakni sungai kecil di kawasan hutan. Namun di setiap musim kemarau biasanya debit air akan menyusut drastis. Air yang tersisa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga. "Dan peta jumlah yang kekeringan ini selalu berubah," kata Heru.
Mulai pertengahan Juni hingga hari ini, hujan mulai jarang turun. Bahkan di sebagian besar wilayah Blitar selatan sudah tidak mengguyur. Kendati demikian, sejauh ini BPBD belum menerima laporan kasus kekeringan. Dengan pantauan yang dilakukan, kata Heru petugas bisa bergerak sewaktu waktu.
"Tidak perlu repot koordinasi lagi. Jika ada laporan kekeringan kita langsung bisa mensuplai air bersih ke lokasi," terang Heru. Sementara terkait udara dingin yang berlangsung sepekan ini, Heru mengatakan pengaruh perubahan iklim di benua Australia. Informasi itu diperoleh dari BMKG.
(eyt)