Januari-Mei 2019, Neraca Perdagangan Jatim Defisit

Selasa, 25 Juni 2019 - 13:28 WIB
Januari-Mei 2019, Neraca Perdagangan Jatim Defisit
Lima bulan pertama di tahun 2019, neraca perdagangan Jatim mengalami defisit. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Secara kumulatif, selama Januari-Mei 2019, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) masih mengalami defisit sebesar 1,43 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Defisit neraca perdagangan ini disumbang defisit sektor migas sebesar 1,35 miliar dollar AS, dan sektor nonmigas juga mengalami defisit sebesar 72,37 juta dollar AS.

Neraca perdagangan Jatim selama bulan Mei 2019 juga tercatat defisit 249,84 juta dollar AS. Hal ini disebabkan adanya selisih perdagangan yang negatif pada sektor migas, walaupun sektor non migas mengalami kinerja yang positif.

Surplus sektor nonmigas tidak sebesar minus dari sektor migas, sehingga secara agregat neraca perdagangan menjadi defisit. "Sektor nonmigas mengalami surplus sebesar 76,50 juta dollar AS, tetapi sektor migas mengalami defisit 326,34 juta dollar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono, Selasa (25/6/2019).

Selama Mei 2019, impor masih didominasi oleh bahan baku dan penolong dengan nilai 1,62 miliar dollar AS, yang berkontribusi 79,00 persen.

Sementara itu, impor barang-barang konsumsi merupakan golongan barang urutan berikutnya, dengan kontribusi sebesar 11,90 persen atau mencapai 245,30 juta dollar AS. Dan berikutnya barang-barang modal merupakan kelompok impor terkecil, dengan peranan sebesar 9,10 persen atau sebesar 187,63 juta dollar AS.

Jika dilihat menurut negara asal barang impor, maka China tercatat sebagai negara importir terbanyak selama Mei 2019 baik di antara negara-negara Asia maupun dunia dengan kontribusi 30,05 persen.

Disusul berikutnya dari Amerika Serikat dan Thailand yang berkontribusi pada pasar impor sebesar 7,41 dan 5,32 persen. Nilai impor dari China, Mei 2019 sebesar 494,32 juta dollar AS, diikuti impor dari AS sebesar 121,82 juta dollar AS, serta dari Thailand sebesar 87,58 juta dollar AS.

Kelompok negara ASEAN masih menjadisalah satu pemasok utama barang komoditi nonmigas ke Jatim selama Mei 2019, yaitu mencapai 450,19 juta dollar AS, atau turun sebesar 1,17 persen dibanding bulan sebelumnya.

Di kawasan ASEAN, Thailand menjadi negara utama asal impor dengan nilai 87,58 juta dollar AS atau sebesar 5,32 persen dari total impor. Selanjutnya diikuti Malaysia sebesar 63,28 juta dollar AS, dengan peranan sebesar 3,85 persen.

Sementara itu impor nonmigas yang berasal dari kelompok negara Uni Eropa bulan Mei sebesar 137,71 juta dollar AS atau turun sebesar 1,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Nilai impor terbesar dari kawasan ini berasal dari Jerman sebesar 33,63 juta dollar AS, atau dengan peranan sebesar 2,04 persen. Diikuti dari Belanda sebesar 23,13 juta dollar AS atau berkontribusi sebesar 1,41 persen.

"Secara kumulatif, selama Januari-Mei 2019, impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar 2 miliar dollar AS. Utamanya dari Thailand sebesar 414,40 juta dollar AS, atau dengan kontribusi 5,13 persen dari total impor," pungkas Teguh.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.4859 seconds (0.1#10.140)