Mahasiwa FPIK UB Ajak Masyarakat Desa Kesamben Jaga Ikan Uceng

Selasa, 25 Juni 2019 - 15:47 WIB
Mahasiwa FPIK UB Ajak Masyarakat Desa Kesamben Jaga Ikan Uceng
Ikan uceng (Nemachilus fasciatus) yang berhasil dibudidayakan oleh Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) Malang. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Ikan uceng (Nemachilus fasciatus) yang biasa hidup di sungai berbatu dengan air jernih, dan aliran yang deras, kini mulai punah oleh perburuan manusia.

Dagingnya yang lezat, membuat ikan dengan ukuran panjang sekitar 5 cm tersebut banyak diburu dengan strum listrik, dan racun potas.

Bahkan, habitatnya juga mulai terancam oleh pencemaran air sungai oleh pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan di lahan pertanian, serta bahan kimia lainnya.

Berbagai upaya untuk melestarikan ikan yang hidupnya endemik tersebut, dilakukan oleh kelompok mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Empat mahasiswa FPIK UB Malang, yakni Dhita Widhiastika, Ricard Aldo Mora Silaen, Muhammad Syuhada, dan Nada Ihsan, yang tergabung dalam kelompok Samurai Uceng Kinanti, melakukan upaya penyelamatan ikan uceng dengan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.

"Kami mendampingi masyarakat di Desa Kesamben, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, untuk memberdayakan ikan uceng, dan tidak lagi menangkap ikan uceng menggunakan listrik maupun racun," tuturnya, Dhita Widhiastika.

Bagi masyarakat yang berhasil menangkap ikan uceng dengan pancing, dan kondisinya masih hidup, ikannya akan dibeli dan dibudidayakan. "Semua proses budidayanya dengan cara semi alamai, sehingga kelestarian ikan tidak sampai terganggu," tuturnya.

Ikan dibudidayakan di kolam, dengan perlakuan mirip seperti di kehidupan alamnya. Kemudian, untuk perkembang biakannya dibantu dengan perangsang alamiah, sehingga genetik ikan tidak terganggu.

Upaya pemberdayaan masyarakat Desa Kesamben ini, mulai membuahkan hasil. Ikan uceng dapat dikembangbiakkan, dan hasilnya dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. "Harga 1 kg ikan uceng segar bisa mencapai Rp50-80 ribu. Setelah digoreng, harganya bisa Rp120 ribu/kg," tuturnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9418 seconds (0.1#10.140)