Kemarau, Sejumlah Wilayah Indonesia Mulai Alami Kekeringan

Rabu, 26 Juni 2019 - 09:39 WIB
Kemarau, Sejumlah Wilayah Indonesia Mulai Alami Kekeringan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan ancaman kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan ancaman kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia menyusul rendahnya curah hujan di musim kemarau hingga beberapa pekan ke depan.

Deputi Bidang Klimatologi, BMKG, Herizal, mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga 20 Juni 2019 dan prakiraan peluang curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mm/10 hari), telah terjadi hari tanpa hujan (HTH) berturutan di beberapa wilayah. Kondisi ini berdampak pada potensi kekeringan meteorologis (iklim) dengan status Siaga hingga Awas di beberapa daerah.

Beberapa wilayah yang masuk kategori Awas (telah mengalami HTH lebih dari 61 hari), yakni sebagian besar Yogyakarta, Jawa Timur (Sampang dan Malang), Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat (Indramayu), dan Bali (Buleleng).

Ada pun wilayah yang masuk status Siaga (telah mengalami HTH lebih dari 31 hari), yakni Jakarta Utara-Banten (Lebak dan Tangerang), Nusa Tenggara Baratm dan sebagian besar Jawa Tengah.

"Monitoring terhadap perkembangan musim kemarau berdasarkan luasan wilayah, 35% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau dan 65% wilayah masih mengalami musim hujan," kata Herizal, dalam siaran persnya yang diterima SINDOnews, Rabu (26/6/2019).

Ada pun wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi pesisir Utara dan Timur Aceh, Sumatera Utara bagian Utara, Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan bagian Tenggara, pesisir Barat Sulawesi Selatan, pesisir Utara Sulawesi Utara, pesisir dalam perairan Sulawesi Tengah, sebagian Maluku, dan Papua bagian Selatan.

"Musim kemarau tidak berarti tidak ada hujan sama sekali. Beberapa daerah diprediksikan masih berpeluang mendapatkan curah hujan. Pada umumnya prospek akumulasi curah hujan 10 harian ke depan, berada pada kategori Rendah (kurang dari 50 mm dalam 10 hari)," jelas dia.

Meski demikian, kata Herizal, beberapa daerah masih berpeluang mendapatkan curah hujan kategori memengah dan tinggi. Curah hujan kriteria menengah (50–150 dalam 10 hari) diprakirakan dapat terjadi di pesisir Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian Barat, Jambi bagian Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah bagian Utara, Sulawesi bagian tengah, Papua Barat bagian Utara dan Papua bagian Utara.

Sementara itu, curah hujan kriteria tinggi (lebih dari 150 dalam 10 hari) diprakirakan dapat terjadi di pesisir Timur Sulawesi Tengah dan Papua bagian tengah.

Pantauan BMKG dan beberapa Lembaga Internasional terhadap kejadian anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan kondisi El Nino Lemah. Sedangkan Anomali SST di wilayah Samudera Hindia menunjukkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) positif. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung setidaknya hingga Oktober-November-Desember (OND) 2019.

"Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih), dan peningkatan potensi kemudahan terjadinya kebakaran," pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8598 seconds (0.1#10.140)