Makam Misterius di Dusun Belor, Teror Warga Jubel Mojokerto

Rabu, 26 Juni 2019 - 18:22 WIB
Makam Misterius di Dusun Belor, Teror Warga Jubel Mojokerto
Kondisi makam misterius di Dusun Belor, Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Foto/SINDOnews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Keberadaan makam misterius yang ada di Dusun Belor, Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, seakan tidak berhenti 'meneror' warga sekitar.

Lokasi tersebut kembali menjadi tempat pemakaman jenazah yang tidak jelas jeluntrungnya. Makam yang hingga kini tidak memiliki legalitas itu, kembali digunakan mengubur jenazah, pada Selasa (25/6/2019) siang.

"Kemarin, ada lagi yang dikubur di lokasi itu. Jenazahnya datang sekitar pukul 12.00 WIB. Saya juga tidak tahu siapa yang dikubur di situ, yang pasti bukan warga desa ini," ujar salah seorang warga, Mukhidin, Rabu (26/6/2019).

Padahal, lanjut Mukhidin, pemakaman jenazah di lokasi tersebut sudah ditolak oleh warga sekitar. Bahkan sejak tahun 2016 silam, sebelum adanya pemakaman jenazah. Sebab, lokasi tersebut bukan merupakan tempat pemakamam umum.

"Dulu sebelum ada jenazah yang dimakamkan, kami sudah pernah audiensi ke pemerintah desa dan Camat. Katanya saat itu tidak ada makam, tapi akan digunakan sebagai perumahan dan pemakaman keluarga," imbuhnya.

Namun, pada 9 Noveber 2016, diam-diam sejumlah orang mengubur satu jenazah di lokasi tersebut. Mukhidin pun mengaku hadir dalam acara pemakaman yang digelar malam hari itu. Meski ia tak mengetahui jenazah siapa yang dikebumikan itu.

Pasca itu, gelombang protes kembali dilancarkan warga ke Pemkab Mojokerto. Mereka pun meminta kejelasan terkait dengan keberadaan makam itu.

Kepala Bagian Hukum Pemkab Mojokerto Nugraha Budi Sulistya melalui surat bernomor: 008/363-1/- 416-012/2016 tanggal 27 Desember 2016 menyatakan hingga surat itu ditulis, tak ada izin untuk penggunaan lahan sebagai makam khusus.

Pasca itu, kegiatan penguburan jenazah secara liar itu pun terhenti. Hingga kembali mencuat di 28 Februari 2019 silam. Lantaran lokasi tersebut kembali digunakan untuk mengubur jenazah orang tak dikenal.

"Setelah itu ada mediasi dengan pemerintah desa, Koramil, Polres, dan Camat. Hasil dari mediasi itu, proses pemakaman dihentikan sampai ada kejelasan terkait izin. Namun ternyata kemarin digunakan lagi untuk pemakaman," tutur pria yang aktif dalam gerakan sosial ini.

Polemik keberadaan makam ilegal yang belakangan diketahui milik Syofan Rahman, bukan tak diketahui para pemegang kebijakan di Pemkab Mojokerto. Menurut Mukhidin, ia pun sudah melayangkan surat permohonan audiensi dengan para wakil rakyat dan pejabat Pemkab Mojokerto.

"Surat itu kami kirimkan 9 Maret 2019 lalu, kami juga memiliki bukti tanda terima, bahwa surat itu sudah sampai ke DPRD Kabupaten Mojokerto. Tapi sampai saat ini tidak ada tanggapan. Sebenarnya saya juga sangat menyayangkan," paparnya.

Sementara itu, dari pantauan SINDONews di lokasi makam yang tak mengantongi izin tersebut, nampak bangunan tembok mengelilingi tanah seluas sekitar 45 X 30 meter itu. Di dalamnya terlihat ada tiga makam. Hal itu dibuktikan dengan adanya tiga batu nisan.

Makam pertama berada di bagian paling barat. Sedangkan dua nisan berada di sebelah timurnya berjarak sekitar 5 meter. Satu diantaranya diketahui masih baru. Itu terlihat dari gundukan tanah yang masih baru dimana di atasnya terdapat taburan bunga ziarah.

Adanya pemakaman jenazah baru di kuburan tak berizin itu, juga dibenarkan salah seorang pekerja saat SINDONews melakukan penelusuran ke lokasi tersebut. Menurut Sendy, sehari sebelumnya ada sesosok jenazah yang juga dikuburkan di lokasi tersebut.

"Kemarin satu yang masuk. Masih kemarin, masih baru. Iya Selasa kemarin. Datang di sini jam 12.30 WIB," katanya Sendy yang mengaku warga Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Sendy mengatakan, tak tahu menahu siapa identitas jenazah yang dikebumikan itu. Meski ia mengakui turut serta dalam prosesi pemakaman. Menurut Sendy, ia tidak perlu menggali liang lahat saat pemakaman kemarin. Lantaran di lokasi tersebut sudah ada lubang-lubang yang sepertinya sudah disiapkan jauh sebelum pemakaman.

"Ini kan sudah ada lubangnya, jadi tinggal bongkar terus tinggal mengubur saja. Dikasih Rp100 ribu perorang, kemarin 3 orang. Kalau warga mana saya tidak tahu, tapi dari surabaya kabarnya," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9990 seconds (0.1#10.140)