Di Kota Malang, Berbagai Produk Ramah Lingkungan Dipamerkan

Rabu, 26 Juni 2019 - 23:43 WIB
Di Kota Malang, Berbagai Produk Ramah Lingkungan Dipamerkan
Wali Kota Malang, Sutiaji saat membuka acara Indonesia Green Growth and Sustainability Expo 2019 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM). Foto/Ist.
A A A
MALANG - Berbagai produk yang ramah lingkungan, lestari, dan berlanjutkan, dihadirkan di Kota Malang, pada ajang Indonesia Green Growth and Sustainability Expo 2019.

Pameran tersebut digelar di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), dan dibuka oleh Wali Kota Malang, Sutiaji, Rabu (26/6/2019).

Dengan bertemakan "Green Products and Services For National Economic Competitiveness" Kegiatan ini bertujuan menggali, dan mencari berbagai solusi dari permasalahan lingkungan yang selama ini terjadi, melalui diskusi dan talkshow serta pameran yang berlangsung selama tiga hari ke depan.

Tantangan terbesar dari pembangunan, baik itu skala nasional maupun di tingkat lokal atau daerah adalah berkaitan dengan lingkungan. Meningkatnya kebutuhan hunian sebagai dampak ikutan dari pertumbuhan populasi, menyebabkan ruang terbuka semakin tergerus.

Situasi tersebut dipertajam pula oleh kebutuhan linier yang mengikuti, yakni sarana dan prasarana penopang di bidang ekonomi, yang ditandai oleh wilayah atau cluster pertumbuhan ekonomi baru, meliputi industrialisasi, munculnya ritel-ritel baru, pusat-pusat perkantoran, dan sarana-sarana publik lainnya.

Sehingga tidak berlebihan apabila kondisi tersebut menyebabkan pemanasan global, karena emisi gas rumah kaca serta lahan serapan yang makin berkurang, dan hijaunya sebuah daerah berubah menjadi tembok-tembok raksasa.

"Inilah tantangan yang harus dipecahkan dan dicarikan solusinya melalui konsep pembangunan hijau, konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan konsep pembangunan yang berkelanjutan," tegas Sutiaji.

Lebih lanjut dia mengatakan, isu kekinian adalah sebuah paradigma pembangunan yang berwawasan lingkungan. Terlebih ada tantangan besar atas efek negatif dari industrialisasi, serta konsekuensi dari peningkatan populasi penduduk yang akhirnya permintaan hunian dan infrastruktur juga terus bertambah.

Adanya peningkatan permintaan hunian dan infrastruktur ini, akhirnya menggerus lahan-lahan hijau. "Kondisi ini berkontribusi terhadap pemanasan global," ujar Sutiaji.

Menurutnya, untuk mengharmonisasikan secara terpadu antara pembangunan infrastruktur dengan pembangunan lingkungan menjadi sebuah keniscayaan. Diperlukan komitmen kuat dari perumus dan pengambil kebijakan yang ada.

Beriringan dengan hal tersebut, lanjut Sutiaji, juga perlu terus didorong adanya regulasi yang mampu memberikan jaminan dan perlindungan atas koservasi lingkungan, serta mampu mereduksi efek industrialisasi yang dapat merusak lingkungan.

Kegiatan yang terselenggara kali ini, menurutnya merupakan upaya strategis penguatan aspek komunikasi dan jaringan bagi para pemangku kepentingan ekonomi nasional, sekaligus sebagai upaya membangun jaringan dalam pembangunan yang ramah lingkungan.

"Tentu jalinan kebersamaan yang terbangun pada hari ini, semoga mampu menjadi modal bagi kita untuk terus memantapkan komitmen dalam memajukan pembangunan di segala bidang kehidupan, utamanya di bidang lingkungan yang berkelanjutan," tandas Sutiaji.

Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), Laksmi Dewanti mengatakan, acara penting ini berlatar belakang perlunya perluasan informasi dan
edukasi untuk konsep "Pertumbuhan Hijau dan Berkelanjutan", dengan mempromosikan produk industri dan jasa berbasis pembangunan ekonomi hijau.

"Diharapkan melalui acara ini, percepatan penyebaran informasi terkait pertumbuhan hijau dan keberlanjutan akan terjadi di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global perubahan iklim dan kompetisi pertumbuhan ekonomi antar negara," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3249 seconds (0.1#10.140)