Balde dan Sensasi Striker 'Pembunuh' Dikubu Bajol Ijo

Minggu, 07 Juli 2019 - 16:19 WIB
Balde dan Sensasi Striker Pembunuh Dikubu Bajol Ijo
Penyerang Persebaya Surabaya, Amido Balde mulai menujukkan ketajamannya di ajang Liga 1 2019. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Sepakbola modern mengajarkan banyak sisi tentang cara membungkus kemenangan. Salah satu sensasi dalam mendulang banyak prestasi di klub-klub daratan Eropa.

Mereka memiliki cara untuk membunuh sebuah pertandingan. Strategi ini memang membutuhkan banyak fokus dan sistem permainan yang rapi. Pertahanan rapat dan transisi permainan yang tepat.

Sepakbola tak hanya disajikan dengan penampilan atraktif di lapangan hijau. Dan paling utama butuh eksekutor yang memiliki naluri tinggi untuk mencetak gol.

Persebaya Surabaya mengawali pertandingan Liga 1 dengan penguasaan bola yang dominan. Hampir di semua pertandingan yang dijalani pasukan Djadjang Nurdjaman selalu mampu melakukan penguasaan bola di atas 50%.

Sayangnya, penguasaan bola tinggi itu tak memberikan garansi untuk mendulang poin maksimal dalam pertandingan. Banyak peluang diciptakan, tapi tak banyak gol yang mampu dihasilkan.

Semua pemain rasanya sulit untuk menemukan gawang lawan. Mereka mampu memainkan bola mengalir dengan nyaman di lapangan. Namun, sekali lagi mereka melupakan unsur paling penting dalam sepak bola, sebuah cara untuk “membunuh” pertandingan.

Butuh pemain yang bisa melakukan eksekusi itu. Mereka tak butuh banyak peluang, namun sekali dapat kesempatan harus berbuah gol. Tak heran klub raksasa di Eropa selalu memiliki pemain seperti Raul Gonzales di Real Madrid, Didier Drogba di Chelsea, Filippo Inzaghi di AC Milan dan Divock Origi di Liverpool.

Striker Persebaya Amido Balde harus bisa memahami peran sebagai "pembunuh" di kotak penalti. Butuh lima pertandingan bagi mantan pemain Celtic FC itu memahami filosofi sepakbola green force. Permainan cepat, serangan balik mematikan dan gol yang harus diciptakan.

Sebagai lone striker, Balde selalu mendapatkan banyak kritik. Ia terlihat malas untuk berlari, sulit membuka ruang, pergerakan tanpa bola yang minim dan mudah sekali dikunci pemain bertahan lawan.

Pemain asal Guinea-Bissau itu belum mengibarkan bendera putih di Tim Bajol Ijo. Kerja kerasnya di tiap pertandingan mulai menunjukan hasil yang positif. Pada pertandingan melawan Persib Bandung, Balde menunjukan kinerja tak biasa. Pergerakannya begitu liat. Berkali-kali turun ke belakang membantu pertahanan dan memberikan pressing tinggi pada pemain bertahan lawan.

Bahkan, tiga shoot on target yang dibuatnya melawan Maung Bandung semuanya berhasil dikonversi menjadi gol. Dua kali pemain bertinggi 193 centimeter ini mampu memaksimalkan umpan teroboson yang biasanya tak bisa dimanfaatkannya. Apalagi selama ini ia hanya dikenal jago duel bola di udara.

Kerja keras memang tak akan membohongi hasil. Balde membuktikan kalau kerja kerasnya tak ada yang sia-sia. "Sebenarnya saya selalu berjuang keras di setiap pertandingan," kata Balde, Minggu (7/7/2019).

Pemain kelahiran 16 Mei 1991 ini memahami betul para Bonek dan Bonita selalu memberikan rasa cintanya dengan kritik yang disampaikan ketika dirinya bermain buruk. "Itulah sepakbola, saya cinta Persebaya. Sepak bola hidup saya. Saya berjuang untuk klub ini," ucapnya.

Hattrick yang sudah ditorehkan Balde hanya permulaan. Banyak pertandingan Liga 1 yang menjadi panggung baginya untuk melukiskan banyak kisah tentang gol-gol indah dan kerja keras di lapangan hijau sebagai striker "pembunuh".
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.5470 seconds (0.1#10.140)