Inilah 10 Kutipan Inspiratif Sutopo, Hidup Tak Ditentukan Panjang Pendek Usia

Senin, 08 Juli 2019 - 06:30 WIB
Inilah 10 Kutipan Inspiratif Sutopo, Hidup Tak Ditentukan Panjang Pendek Usia
Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia karena menderita kanker paru.Foto/dok
A A A
JAKARTA - Sutopo Purwo Nugroho telah berpulang. Sosok yang dikenal pantang menyerah itu mengembuskan napas terakhir dalam perawatan sakit kanker paru-paru stadium 4B di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019).

Ucapan dukacita dan doa terus mengalir atas kepergian Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut. Tidak hanya langsung disampaikan ke keluarga, namun juga deras di dunia maya.

Presiden Joko Widodo menyampaikan dukacita mendalam atas kepergian pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah tersebut. ”Selamat jalan, Pak Sutopo. Semoga amal ibadahmu diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberiNya kekuatan dan kesabaran. Amin ya rabbal alamin,” kata Jokowi, Minggu (7/7/2019).

Kepala BNPB Doni Monardo langsung memerintahkan seluruh staf BNPB untuk menyiapkan segala sesuatu menyangkut pemakaman Sutopo.

"Pak Topo adalah pahlawan kemanusiaan yang telah ikut membesarkan nama BNPB sejak dibentuk tahun 2008. Pak Topo juga telah mengharumkan nama Indonesia,” ujarnya.

Sutopo sosok pantang menyerah. Di tengah deraan kanker yang menggerogoti tubuhnya, dia tetap berjuang sembuh. Dia juga tak melalaikan tanggung jawabnya untuk terus menginformasikan data terbaru kebencanaan.

Semangatnya itu tak hanya ditunjukkan dengan perbuatan, juga lewat kata-kata menyentuh dan menginspirasi. Dirangkum dari wawancara dan unggah media sosialnya, berikut 10 di antaranya:

1. Hidup bukan panjang dan pendeknya usia.
Di akun Instagram, Sutopo mengunggah gambar dirinya sedang dirawat intensif di rumah sakit pada 17 November 2018. Menurut dia, arti hidup tidak ditentukan oleh panjang dan pendeknya usia.

”Makna hidup itu bukan ditentukan panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita bermanfaat bagi sesama selama hidupnya. Bisa membantu sesama dalam apapun sesuai kapasitas kita.“

2. Selalu berpikir positif.
Mengutip penelitian Fakultas Kedokteran di San Fransisco pada 1986, Sutopo menuliskan lebih dari 80 persen pikiran manusia bersifat negatif. Semua itu turut mempengaruhi perasaan, perilaku dan penyakit yang mendera jiwa dan raga. Sutopo pun mengajak semua orang untuk berpikir positif.

”Maka selagi Anda masih sehat selalu berpikir positif. Jangan mudah terbawa pengaruh untuk berpikir negatif. Bagi kita yang sakit. Kita tetap harus berpikir positif.”

3.Bencana tak kenal waktu.
Wartawan senior The New York Times Richard C Paddock mengungkap alasannya mewancarai Sutopo. Dia kagum karena di saat kebanyakan penderita kanker berdiam di rumah sakit atau rumah, Sutopo tetap bekerja. Atas alasan itu, Sutopo pun menegaskan keputusannya untuk terus bertugas.

"Bencana tak mengenal waktu kapan kejadiannya, saya pun juga harus begitu. Meski kondisi tubuh makin melemah karena sakit makin menggerogoti tubuh saya."

4. Jalani dengan ikhlas dan terus berdoa.
Sutopo mengisahkan banyak penyintas kanker paru-paru menghubungi dirinya. Mereka banyak bertanya bagaimana dia menjalani hari-hari yang berat tersebut. Sutopo menuturkan, salah satu kuncinya yakni berserah diri kepada Allah.

”Buat rekan-rekan penyintas kanker paru. Kita harus ikhlas menerima semuanya. Semua sudah ditakdirkan Allah SWT. Kita jalani dengan ikhlas, sabar, ikhtiar dan terus berdoa. Memohon belas kasihan kepada Allah agar disembuhkan dan diangkat penyakit yang ada tanpa meninggalkan penyakit lainnya.”

5. Tidak ada artinya sehat jika jahat.
Bagi Sutopo, kebaikan adalah kunci dalam kehidupan. Baginya, percuma seseorang hidup dalam keadaan sehat tetapi tidak bermanfaat bagi orang lain.

”Tak ada artinya jika sehat tapi berbuat jahat dan tidak baik untuk sesama. Sebab kekuasaan dan semua perbuatan jahat itu tidak akan membawa kebaikan kita di akherat kelak. Justru membawa azab yang mengerikan."

7. Menangis untuk melepas beban.
Sutopo mengunggah gambar dirinya menitikkan air mata. Menangis, kata dia, merupakan fitrah manusia jika ditimpa musibah.

”Orang kuat bukanlah orang yang tidak pernah menangis. Orang kuat adalah orang yang mengakui bahwa dirinya lemah.”

8. Isi hidup dengan kerja keras.
Mengenang masa lalunya sebagai mahasiswa UGM, Sutopo mengaku hingga lulus kuliah tak dapat pacar karena ditolak terus. Karena itu dirinya memacu diri hingga lulus cepat dengan nilai cumlaude.

”Hidup itu tak seindah isi cerita film Dilan dan Dilan 1991. Hidup itu penuh perjuangan. Yang harus diisi dengan kerja keras, belajar, tekun, rajin, pantang menyerah, punya tujuan, doa dan restu orangtua."

9. Jangan patah semangat selesaikan skripsi.
Sutopo mengisahkan pernah patah semangat gara-gara skripsinya tak kunjung selesai. Gara-gara kesulitan data, dia hampir mengabaikan skripsi itu. Hingga suatu saat orangtuanya menanyakan kapan tugas akhir itu diselesaikan. Di situlah Sutopo bangkit.

”Jadi jangan patah semangat. Saat ada hambatan menyelesaikan skripsi. Ingat selalu orangtua. Bayangkan mereka hadir di tengah wisuda. Pasti bahagia.”

10. Cintai kucing.
Sutopo memiliki hewan peliharaan berupa kucing yang dinamainya mozza. Kucing itu disebutnya sangat manja. Seolah tahu tuannya sakit, mozza kerap duduk dan tiduran di sebelahnya.

”Manusia tidak hidup sendiri, ia membutuhkan orang lain yang bisa membantunya serta untuk berbagi kebahagiaan maupun kesedihan. Meski teman itu adalah seekor kucing."
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3644 seconds (0.1#10.140)