RPH Kolaborasi dengan Mahasiswa UB, Buat Pembangkit Listrik

Selasa, 09 Juli 2019 - 15:15 WIB
RPH Kolaborasi dengan Mahasiswa UB, Buat Pembangkit Listrik
Pelaksana tugas (Plt) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, Ade Herawanto, bersama mahasiswa UB Malang, mencoba pembangkit listrik dari limbah RPH. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, memiliki persoalan dalam mengolah limbah pemotongan hewan, karena memiliki potensi besar mencemari lingkungan.

Persoalan ini, coba diatasi oleh Perusahaan Daerah (PD) RPH Kota Malang, yang berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) memanfaatkan limbah pemotongan hewan untuk sumber energi listrik.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UB Malang, memanfaatkan limbah air RPH untuk menghasilkan listrik yang dinamakan Slaughtering House Waste Water (SHOWER).

Para mahasiswa inovatif itu adalah Hendra Surawijaya (FKH 2016), Elfahra Casanza Amada (FKH 2017) dan Rizhaf Setyo Hartono (FMIPA 2016) yang dibimbing dosen FKH UB, Ani Setianingrum. Kegiatan ini didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC).

Ketua Tim, Hendra Surawijaya menjelaskan, SHOWER merupakan inovasi rancang bangun alat pemanfaatan bakteri limbah air rumah potong hewan dengan konsep bernama Agar Salt Bridge.

"Teknologi ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat di lingkungan RPH," ujarnya usai demonstrasi inovasi di Hall PD RPH Kota Malang.

Menurutnya, SHOWER yang memanfaatkan limbah air bisa mengurangi pencemaran lingkungan sekitar, sehingga bau limbah air yang tidak tidak sedap bisa menjadi alternatif energi baru dan terbarukan.

"Mekanisme kerja SHOWER sangat mudah, yaitu air limbah RPH yang telah diambil pada daerah RPH ditampung ke dalam chamber penyimpanan," beber Hendra.

"Pada chamber penyimpanan dicampur dengan Effective Microorganisme 4 (EM4) untuk menghilangkan bau pada air limbah. Air limbah yang sudah dicampur dengan EM4 dimasukkan ke dalam chamber kemudian ditambahkan manitol salt agar dan garam elektrolit," sambungnya.

Kemudian bakteri akan mengoksidasi substrat dan menghasilkan elektron dan proton pada anoda. Elektron ditransfer melalui sirkuit eksternal, sedangkan proton didifusikan melalui separator membran manitol salt agar menuju katoda. Beda potensial elektron dan proton itulah yang akan menghasilkan arus listrik.

"Energi listrik yang dihasilkan dari limbah air RPH dapat menjawab tantangan zero waste dan mengurangi pencemaran lingkungan," urainya lagi.

Selain itu, alat ini juga sebagai sumber energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan, efisien, murah, dan mudah digunakan.

"Berdasarkan kelebihan itu, alat ini memiliki potensi yang luar biasa untuk mengatasi ketenagalistrikan dan ketahanan energi di Indonesia sehingga mampu mewujudkan Sustainable Development Goals," tandas Hendra.

Plt Direktur PD RPH Kota Malang, Ade Herawanto menambahkan, bahwa inovasi ini sebagai bagian dari action plan dalam rangka menindaklanjuti rencana kerjasama antara PD RPH dengan berbagai perguruan tinggi.

"Salah satunya adalah UB. Khususnya dalam inovasi ini sebagai kelanjutan MoU dengan Dekan FKH UB, MIPA serta berbagai fakuktas lainnya," tutur pria yang juga menjabat Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang ini.

Ade menekankan, bahwa selain menjadi inovasi baru dalam menyongsong isu lingkungan hidup dan energi terbarukan, lebih dari itu adanya teknologi ini diharapkan mampu memberi manfaat besar bagi Bhumi Arema.

"Tentu akan kami kaji lebih lanjut. Karena ini masih skala ujicoba, nanti akan disinkronkan sehingga lolos dan layak uji untuk skala produksi," terangnya.

Dia mengaku, terus menggali potensi kemanfaatan yang lebih besar lagi. "Sehingga inovasi ini akan aplikatif dan berkesinambungan dengan program-program inovatif lainnya," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9506 seconds (0.1#10.140)