Konsumen Indonesia Hadapi Kendala Keterbatasan Memori Smartphone

Rabu, 10 Juli 2019 - 15:23 WIB
Konsumen Indonesia Hadapi Kendala Keterbatasan Memori Smartphone
Chanel Sales Manager Western Digital Sandisk, Sutrisno Poerwadi (kiri) dan Research Manager dari firma riset DEKA, Anggun Komala Sari, memperkenalkan SanDisk Memory Zone dan Flash Drives. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Mengacu survei DEKA yang dikomisikan oleh Western Digital Corp berjudul Indonesian Consumer Mobile Habit and Data Management Survey, 67% orang Indonesia pernah kehilangan data di smartphone mereka, yang berujung pada perasaaan kesal.

Lebih dari 80% responden menyadari pentingnya melakukan back-up data. Namun, hanya sepertiga dari mereka yang melakukan back-up secara teratur selama sebulan sekali.

Riset ini melibatkan 1.120 responden dari 6 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta. Medan, dan Makassar.

"Kita menggunakan smartphone untuk menyimpan dan berbagi tentang kehidupan kita, baik itu mengambil foto atau video untuk berbagi kenangan, atau untuk menjaga hubungan dengan rekan dan kerabat melalui telepon, SMS atau media sosial. Namun saat kita sibuk membuat konten, kerap kali kita lupa untuk melindungi konten penting tersebut," kata Research Manager dari Firma Riset DEKA, Anggun Komalasari, Rabu (10/7/2019).

Menurut dia, banyak yang berpikir pencadangan atau back-up data adalah sesuatu yang rumit. Sehingga mereka jarang melakukannya. Salah satu brand dalam naungan Western Digital Corp, yaitu SanDisk memberi solusi kepada para pengguna dengan mempermudah dan mempercepat proses penyimpanan dan back-up data di perangkat mobile. "Seiring dengan meningkatnya penggunaan smartphone, jumlah konten digital mengalami pertumbuhan pesat," jelas dia.

Pada September 2018, tingkat penetrasi smartphone di Indonesia telah mencapai 27,4%. Angka ini setara dengan kira-kira 73 juta pengguna smartphone di Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna smartphone terbanyak keenam di dunia.

"Dari temuan juga, 97%responden mengandalkan smartphone sebagai gawai utama dalam keseharian mereka. Responden yang lebih muda cenderung lebih banyak menggunakan smartphone mereka untuk lebih banyak fungsi, mulai dari gaming, navigasi, video streaming, atau berbelanja online," kata dia.

Menariknya, survey ini juga menunjukkan bahwa smartphone sudah menjadi pengganti ‘kamera'. Lebih dari 90% responden menggunakan smartphone untuk mengambil gambar daripada untuk menelepon (87%) atau chatting (72%). Akibatnya, data yang ada pada smartphone hampir seluruhnya terdiri dari foto (98%) dan video (79%).

Chanel Sales Manager Western Digital Sandisk, Sutrisno Poerwadi menambahkan dari data DEKA juga menunjukkan, umumnya, masyarakat Indonesia menggunakan smartphone dengan memori internal 16-32 GB (56% responden). Namun, kapasitas ini tidak cukup untuk menampung simpanan foto dan video yang terus bertambah di smartphone. Survei membuktikan bahwa lebih dari setengah responden mengatakan, mereka hanya memiliki sisa memori 1-3 GB di smartphone mereka.

Kapasitas terbatas ini menyebabkan responden terpaksa menghapus data untuk mengosongkan kapasitas penyimpanan. Hampir semua responden yang mengalami masalah ini mengaku merasa kesal saat ponsel mereka kehabisan kapasitas memori. "Ada banyak faktor yang menyebabkan para pengguna smartphone kehilangan data mereka. Beberapa di antaranya adalah memori yang penuh sehingga mereka harus menghapus data," pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7578 seconds (0.1#10.140)