Setelah Jatuh, Harga Daging Ayam di Blitar Tembus Rp35 Ribu
A
A
A
BLITAR - Harga jual daging ayam di wilayah Blitar Raya tidak menentu. Setelah sebelumnya terjun bebas Rp20 ribu/kilogram (kg), kini melonjak menjadi Rp32-35 ribu/kg.
Menurut Rina, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Legi Kota Blitar, kenaikan harga berlangsung dinamis. Setiap harinya mengalami kenaikan Rp1.000-2.000/kg. "Seminggu lalu masih Rp20 ribu/kg. Sekarang sudah tidak boleh," tutur Rina, Rabu (10/7/2019).
Seminggu sebelumnya harga daging ayam yang anjlok, sempat meresahkan. Terutama bagi kalangan peternak. Karena terlalu murah mereka sempat mengobral harga daging Rp10 ribu/kg.
Menurut Rina kenaikan harga berdampak pada menurunnya permintaan. Agar tidak merugi dirinya memilih mengurangi persediaan. "Dampak dari kenaikan harga ini permintaan menurun," kata Rina.
Hal senada diungkapkan Yuni, pedagang daging ayam Pasar Templek Kota Blitar. Yuni mengambil daging dari pengepul. Dengan kenaikan harga ini, dirinya mau tidak mau juga ikut menaikkan harga jual. "Dari pengepul mulai harga Rp25 ribu/kg. Mau gak mau jualnya harus diatasnya," ungkapnya.
Para pedagang tidak pernah tahu penyebab harga yang fluktuatif. Mereka juga tidak mengerti sampai kapan situasi ekonomi ini akan terjadi.
Menurut Rina, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Legi Kota Blitar, kenaikan harga berlangsung dinamis. Setiap harinya mengalami kenaikan Rp1.000-2.000/kg. "Seminggu lalu masih Rp20 ribu/kg. Sekarang sudah tidak boleh," tutur Rina, Rabu (10/7/2019).
Seminggu sebelumnya harga daging ayam yang anjlok, sempat meresahkan. Terutama bagi kalangan peternak. Karena terlalu murah mereka sempat mengobral harga daging Rp10 ribu/kg.
Menurut Rina kenaikan harga berdampak pada menurunnya permintaan. Agar tidak merugi dirinya memilih mengurangi persediaan. "Dampak dari kenaikan harga ini permintaan menurun," kata Rina.
Hal senada diungkapkan Yuni, pedagang daging ayam Pasar Templek Kota Blitar. Yuni mengambil daging dari pengepul. Dengan kenaikan harga ini, dirinya mau tidak mau juga ikut menaikkan harga jual. "Dari pengepul mulai harga Rp25 ribu/kg. Mau gak mau jualnya harus diatasnya," ungkapnya.
Para pedagang tidak pernah tahu penyebab harga yang fluktuatif. Mereka juga tidak mengerti sampai kapan situasi ekonomi ini akan terjadi.
(eyt)