Ini Penuturan Sopir Truk Pengangkut Tebu Selamat dari Kobaran Api

Jum'at, 12 Juli 2019 - 16:57 WIB
Ini Penuturan Sopir Truk Pengangkut Tebu Selamat dari Kobaran Api
Sariyadi, sopir truk terbakar yang selamat dari amukan si jago merah. Foto/SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Sariyadi (59), asal Dusun Karangrejo, Desa Beratkulon, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, nyaris tewas terpanggang si jago merah, Jumat (12/7/2019).

(Baca juga: Truk Terbakar di Ladang Tebu, Sopir Nyaris Terpanggang )

Saat truk yang dikemudikannya hangus dilalap si jago merah. Ketika hendak mengangkut tebu di ladang persawahan milik Nardi, di Dusun Beratwetan, Desa Beratwetan, Kecamatan Gedek, Kabupaten Mojokerto.

Saat ditemui di kediamannya, Sariyadi, menceritakan insiden kebakaran yang nyaris merenggut nyawanya itu. Peristiwa nahas tersebut terjadi sekira pukul 11.00 WIB. Ketika itu, ia tengah menunggu proses muat tebu untuk dibawa ke PG Gempol Kerep, di wilayah setempat.

"Watu itu sedang menunggu muat tebu. Karena tebunya kurang, saya parkir dulu. Sedangkan tukang tebang tebunya, nebang di sebelah timur truk. Agak jauh," kata Sariyadi, Jumat (12/7/2019).

Terik matahari yang cukup menyengat, membuat bapak dua anak itu memilih menunggu di atas truk bernopol S 8153 V miliknya itu. Sembari menunggu tiga orang buruh menyiapkan tebu yang hendak diangkut truk miliknya. Lantaran tebu yang hendak diangkut kurang.

"Setelah beberapa lama, saya menoleh ke kanan keluar mobil. Ternyata ada api yang sangat besar. Saya spontan turun ke titik api dan berusaha memadamkan menggunakan tangan. Jadi api itu bukan dari mobil," imbuh Sariyadi sembari menunjukan tangannya yang terbakar.

Ini Penuturan Sopir Truk Pengangkut Tebu Selamat dari Kobaran Api


Upaya yang dilakukan Sariyadi itu tak lantas membuat amukan si jago merah mereda. Kencangnya tiupan angin, dan banyaknya daun tebu yang mengering, membuat kobaran api kian membara. Merasa kewalahan, Sariyadi sontak naik ke atas mobil truk dan berusaha untuk menyelamatkan truk miliknya.

"Saat saya stater, ternyata tidak bisa. Padahal sebelumnya tidak ada masalah. Saya coba teriak-teriak minta tolong, tapi tiga penebang itu jaraknya cukup jauh. Jelas tidak terjangkau," terang pria yang sudah 45 tahun menjadi sopir truk itu.

Mendapati truknya tak bisa distater, Sariyadi lantas mengambil tang. Ia bermaksud menyelamatkan truk miliknya itu akan tak terbakar habis. Namun, upaya itu juga tak berhasil. Api sudah semakin dekat dan mulai membakar sebagian mobil.

"Saya sudah pasrah. Bahkan untuk menyelamatkan diri saya harus ngesot ke jalan. Setelah itu saya telepon pak Nardi, saya teriak-teriak meminta tolong, truknya terbakar. Setelah itu saya sudah tidak tahu lagi. Saya sadar sudah dibawa ke Balai Desa," tutur Sariyadi.

Sariyadi pun kini hanya bisa pasrah. Truk yang dikreditnya itu hangus dan hanya menyisakan kerangka. Padahal, untuk mencukupi kebutuhan keluarga ia bergantung pada kendaraan truknya itu. Belum lagi, ia harus membayar cicilan kredit truk Rp1 juta perbulan.

"Ya nunggu solusinya dari pihak bank. Karena ini kecelakaan tidak disengaja. Nanti saya juga akan koordinasi dengan pemilik lahan tebu, gimana kedepannya," pungkas Sariyadi.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2558 seconds (0.1#10.140)