Sekolah di Lamongan Terapkan Pembelajaran Anti Korupsi

LAMONGAN - Korupsi sepertinya sudah menjadi penyakit kronis di Indonesia. Pencegahanya pun harus dilakukan sejak anak-anak usia dini, mulai dari bangku-bangku sekolah.

Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Lamongan, pun memulai pembelajaran anti korupsi dari sekolah. Memasuki ajaran baru 2019/2020, sekolah-sekolah di Kota Soto itu sudah menerapkan pembelajaran anti korupsi.

"Pendidikan anti korupsi secara resmi kami canangkan 2 Mei 2019, melalui Peraturan Bupati Lamongan No. 18/2019 tentang Pendidikan Anti Korupsi," ujar Bupati Lamongan, Fadeli saat di SMP Negeri 1 Lamongan.

Buku teks pendidikan anti korupsi, sebagai perangkat pembelajaran juga sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah sebelum memasuki ajaran baru.

Fadeli menambahkan, materi pembelajaran anti korupsi dimasukkan sebagai insersi implementasi dalam seluruh mata pelajaran. Mulai TK, SD, hingga tingkat SMP.

Untuk SMP, mata pelajaran yang memasukkan nilai-nilai pembelajaran anti korupsi adalah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

"Ini penting, sebagai bagian dari upaya kami untuk membentuk karakter unggul generasi muda penerus bangsa," katanya.

Ada sembilan nilai-nilai anti korupsi yang dimasukkan dalam mata pelajaran. Yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.

Guru dan siswa juga akan lebih mudah mempelajari nilai-nilai tersebut. Karena di setiap bukunya, ditandai dengan huruf berwarna merah.

Seperti di buku mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti SMP kelas IX semester gasal. Salah satu yang harus diajarkan kepada siswa adalah agar bersikap dan berperilaku jujur kepada siapapun, karena menyadari akan tanggung jawabnya kelak di hadapan Allah pada hari akhir.