Neraca Perdagangan Jatim Semester I Defisit USD1,475 Miliar

Selasa, 16 Juli 2019 - 14:05 WIB
Neraca Perdagangan Jatim Semester I Defisit USD1,475 Miliar
Neraca Perdagangan Jatim Semester I Defisit USD1,475 Miliar
A A A
SURABAYA - Selama semester I atau Januari hingga Juni 2019, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD1,475 miliar. Hal ini akibat defisit sektor migas sebesar USD1,66 miliar. Sedangkan sektor nonmigas surplus sebesar USD182,99 juta.

Pada Juni 2019, neraca perdagangan juga tercatat defisit USD50,02 juta. Hal ini akibat selisih perdagangan yang negatif pada sektor migas, walaupun sektor non migas surplus. Surplus sektor nonmigas tidak sebesar minus dari sektor migas.

Sehingga secara agregat neraca perdagangan menjadi defisit. Sektor nonmigas mengalami surplus sebesar USD253,64 juta. Tetapi sektor migas defisit USD 303,67 juta.

“Surplus sektor nonmigas ini perlu dipertahankan supaya bisa menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, Selasa (16/7/2019).

Selama enam bulan pertama di 2019, komoditas terbesar ekspor adalah barang perhiasan yang berkontribusi terhadap ekspor sebesar 9,49 persen. Disusul komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda, dengan kontribusi 5,10 persen. Peringkat ketiga adalah komoditas minyak petroleum mentah dengan kontribusi 4,74 persen.

Sementara komoditas yang paling banyak diimpor adalah bahan bakar motor tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur dengan kontribusi 6,94 persen dari total impor. Disusul bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur dengan kontribusi 3,67 persen.

Selanjutnya, komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan kontribusi 2,87 persen.

Tiga negara utama penyumbang impor terbesar periode Januari-Juni 2019, masih didominasi dari Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD2,65 miliar. Kontribusi negeri tirai bambu ini terhadap impor mencapai 28,71 persen.

Disusul impor dari Amerika Serikat sebesar USD676,95 juta atau berkontribusi 7,32 persen. Kemudian Thailand sebesar USD 489,42 juta atau 5,29 persen. “Kalau untuk ekspor, Jatim paling banyak ekspor ke negara-negara ASEAN,” tandas Teguh.

Data BPS Jatim menunjukkan, selama Januari-Juni 2019, ekspor nonmigas ke ASEAN sebesar USD1,74 miliar atau 18,49 persen dari total ekspor. Singapura menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor nonmigas mencapai USD596,59 juta atau berkontribusi 6,32.

Lalu ke Uni Eropa sebesar USD828,06 juta dengan kontribusi sebesar 8,78 persen. Di Uni Eropa, Belanda merupakan yang terbesar dengan nilai USD221,50 juta, atau 2,35 persen.

(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9387 seconds (0.1#10.140)