NU dan PDIP Jatim Sepakat Jalan Bareng Lawan Radikalisme

Sabtu, 20 Juli 2019 - 23:49 WIB
NU dan PDIP Jatim Sepakat Jalan Bareng Lawan Radikalisme
Jajaran Pengurus DPD PDIP Jawa Timur (Jatim) saat bersilaturahim dengan Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jatim di kantor PWNU. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Jajaran pengurus DPD PDIP Jatim bersilaturahmi dengan Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di kantor PWNU, Sabtu (20/7/2019).

Mereka membahas berbagai hal strategis yang bisa dikolaborasikan bersama ke depan.

Dari NU, hadir Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur, Wakil Rais Syuriah KH Anwar Iskandar, Ketua Tanfidziyah KH Marzuki Mustamar, Sekretaris Prof Akh Muzakki. Adapun dari PDIP Jatim hadir Ketua PDIP Jatim Kusnadi, Sekretaris Sri Untari, Wakil Ketua Sonny T. Danaparamita, Wakil Sekretaris SW Nugroho, dan sejumlah pengurus lainnya.

Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar mengatakan, antara NU dan PDIP Jatim sebenarnya mempunyai agenda perjuangan yang sama, terutama dalam dua hal. Pertama, menjaga keindonesiaan. “Harus sama-sama bisa menangkal radikalisme,” kata kiai sepuh pengasuh Ponpes Al-Amin Kediri tersebut.

Agenda kedua adalah memperkuat ekonomi umat. Anggota NU dan PDIP sejatinya mempunyai irisan yang sama, yaitu mayoritas berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah atau kaum mustadh'afin. “Sehingga ke depan perlu program-program pemberdayaan ekonomi umat,” ujar dia.

Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan, saat ini dua hal tersebut, yaitu menangkal radikalisme dan peningkatan ekonomi umat, adalah agenda yang harus diperjuangkan bersama. PDIP Jatim adalah mitra strategis bagi NU untuk memperjuangkan dua agenda kebangsaan tersebut.

“Sekarang ini penyebaran radikalisme cukup masif. Lewat media sosial, lembaga pendidikan, bahkan merambah birokrasi. Tentu kami harus sama-sama menjaga NKRI. NU dan PDIP satu frekuensi untuk menjaga keindonesiaan,” kata pengasuh Ponpes Sabilurrosyad Malang itu.

Menurut dia, relasi NU dan kaum nasionalis sudah terentang panjang, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. “Dalam mengambil keputusan atau menyikapi suatu fenomena, Bung Karno kerap sowan ke para ulama, kepada Mbah Hasyim Asyari (pendiri NU). Relasi religius nasionalis, nasionalis religius ini harus terus dipupuk untuk menjaga dan menyejahterakan bangsa,” kata dia.

“Bahkan kalau dibutuhkan, kepengurusan PDIP bisa dari sosok-sosok NU,” kata dia.

Sementara itu, Ketua PDIP Jatim Kusnadi mengatakan, silaturahim ini adalah bagian upaya memperkuat jalinan kebangsaan dengan seluruh elemen yang selama ini selalu setia menjaga NKRI dan kebhinekaan.

“Kebersatuan antara PDIP, NU, dan berbagai elemen lainnya adalah kunci bagi tegaknya keindonesiaan. Kami sepakat dua agenda besar yang akan diperjuangkan, yaitu melawan radikalisme dan intoleransi serta memperkuat ekonomi wong cilik,” kata wakil ketua DPRD Jatim tersebut.

PDIP, kata Kusnadi, memperjuangkan dua agenda itu lewat kerja-kerja kader partai di legislatif maupun eksekutif. “Serta tentu lewat agenda kepartaian hingga ke kampung-kampung,” ujar dia.

“Setelah sowan ke kiai-kiai NU, kami melanjutkan agenda silaturahim kebangsaan ini ke elemen masyarakat lainnya. Kami bersama terus meningkatkan kualitas peradaban Indonesia,” pungkas Kusnadi.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8682 seconds (0.1#10.140)