Hari-hari Ini Mekah Kian Padat, Jamaah Butuh Trik Cerdas Beribadah

Senin, 22 Juli 2019 - 09:15 WIB
Hari-hari Ini Mekah Kian Padat, Jamaah Butuh Trik Cerdas Beribadah
Hari-hari ini Mekah kian padat. Para jamaah butuh trik khusus agar ibadahnya tetap khusuk. Foto/dok
A A A
MEKAH - Jamaah Calon Haji (JGH) dari berbagai penjuru dunia sudah berdatangan di Tanah Suci, termasuk dari Indonesia yang sudah datang sekitar 40.000 an. Kondisi ini menyebabkan Mekah hari-hari ini kian padat.

Agar ritual ibadah di sana tetap berjalan khusuk dan tidak terganggu lalu lalang orang, diperlukan trik cerdas dari para jamaah. Salah satu tantangan berat menjalankan ibadah di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW ini adalah jauhnya letak penginapan sebagian jamaah haji Indonesia.

Meskipun tersedia bus shalawat, namun antrean keberangkatan menuju Masjidil Haram maupun saat hendak kembali ke penginapan tidak bisa dihindarkan. Panitia Penye lenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi pun menghimbau agar jamaah menyiasati kondisi tersebut dengan tidak bergegas pulang sesaat setelah salat berjamaah di Masjidil Haram.

"Kami imbau, jamaah tidak bergegas pulang secara bersamaan usai salat berjemaah. Manfaatkan waktu untuk beriba dah di Masjidil Haram kurang lebih hingga setengah jam usai salat sehingga jemaah tidak menumpuk di terminal,” terang Kadaker Mekah Subhan Cholid di Syisyah.

Dia menjelaskan sampai kemarin PPIH Daerah Kerja (Daker) Mekkah sedikitnya telah mengoperasikan 111 bus shalawat untuk melayani jemaah haji Indonesia beribadah di Masjidil Haram.

Jumlah ini akan terus ditambah secara bertahap sesuai proporsi jumlah jemaah yang sudah ada di Mekah. “Total kami akan siapkan 419 armada dan 31 bus cadangan pada fase puncak kepadatan jemaah haji Indonesia di Makkah,” lanjutnya.

Dijelaskan Subhan, bus shalawat melayani seluruh rute jemaah haji Indonesia selama 24 jam, sehingga jemaah tidak perlu khawatir tidak mendapat layanan. Ada 9 rute bus dengan 56 halte terdekat hotel jemaah, serta tiga terminal di sekitar Masjidil Haram, yaitu: Terminal Bus Jiad, Syib Amir, dan Bab Ali, semuanya beroperasi 24 jam.

“Jangan langsung pulang secara bersamaan usai jemaah di Haram, agar tidak terjadi penumpukan di terminal,” imbau Subhan. Disinggung soal kekurangan armada, Subhan menjelaskan penggunaan bus shalawat sudah dihitung secara proporsional dan memperhatikan kepadatan lalu lintas di Mekah.

Penambahan armada secara tidak terukur, justru berpotensi menambah kemacetan di Makkah. Sebab, ke depan akan semakin banyak jemaah haji dari berbagai negara yang tiba di Makkah. Selain persoalan trans portasi menuju Masjidil Haram, jamaah juga diharap terus menjaga kondisi tubuh dengan rajin minum air putih.

Kondisi suhu yang begitu tinggi dengan tingkat kelembaban rendah berpotensi memicu dehidrasi tubuh jamaah. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Jusuf Singka mengatakan dehidrasi akan menyebabkan gangguan metabolik di dalam tubuh sehingga memicu munculnya berbagai ragam penyakit.

Apa lagi dari sejumlah jamaah yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) sebagian besar penyakit yang diderita jamaah dipicu oleh dehidrasi. “Saya meminta jamaah haji Indonesia sering minum air. Sebab air yang berkurang akan menyebabkan gangguan metabolik, keseimbangan karena asupan mineral kurang sehingga seluruh penyakit muncul,” katanya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5756 seconds (0.1#10.140)