Kinerja Investasi Jatim Triwulan I Melambat, Ini Penyebabnya

Selasa, 23 Juli 2019 - 10:28 WIB
Kinerja Investasi Jatim Triwulan I Melambat, Ini Penyebabnya
Kinerja Investasi Jatim Triwulan I Melambat, Ini Penyebabnya
A A A
SURABAYA - Selama triwulan I 2019, kinerja investasi di Jatim melambat. Hal ini karena turunnya investasi non bangunan, terutama ekspansi industri yang kini kapasitas utilitasnya sudah mencapai level tertinggi.

Data Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pada triwulan l 2019, investasi hanya tumbuh sebesar 3,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy).

Capaian itu lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 6,3 persen (yoy). Tertahannya kinerja investasi juga terkonfirmasi oleh Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim.

Perlambatan kegiatan investasi ditunjukkan beberapa sektor utama penopang perekonomian Jatim. "Antara lain industri pengolahan serta pertanian, kehutanan, dan perikanan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Selasa (23/7/2019).

Perlambatan investasi turut didorong oleh melambatnya investasi bangunan. Melambatnya investasi bangunan tercermin dari kontraksi konsumsi semen. Yaitu dari tumbuh 6,38 persen (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 3,36% (yoy) pada periode laporan.

Indikator perlambatan investasi bangunan lainnya juga tercermin dari capaian inflasi tahunan (yoy) yang mengalami deflasi bagi sebagian besar bahan bangunan.

Aktivitas korporasi juga terindikasi turut melambat yang tercermin dari perlambatan nilai impor barang modal. Hasil SKDU KPBI Jatim menunjukkan kapasitas produksi terpasang industri pengolahan yang pada triwulan I 2019 mulai memasuki titik jenuh.

Selain itu, beberapa pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah selesai pada triwulan IV 2018 dan tidak berlanjut pada triwulan l 2019. "Kondisi ini turut menahan kinerja investasi pada periode laporan," ujar Difi.

Meski begitu, perlambatan kinerja investasi yang lebih dalam berhasil ditahan oleh peningkatan pembangunan yang sebagian masih menggunakan material impor besi dan baja. Peningkatan penggunaan besi dan baja turut ditopang oleh masih berlanjutnya aktivitas pembangunan rel jalur ganda (double track) lintasan kereta api di Jawa bagian selatan.

"Kinerja investasi Jatim pada triwulan II 2019 diperkirakan meningkat seiring menggeliatnya investasi pasca kepastian politik dan perlambatan ekonomi global yang mendorong arus modal ke negara berkembang," ungkap Difi.

Pelaksanaan pemilu serentak 2019 yang berlangsung cukup lancar diperkirakan menjadi faktor pendorong realisasi investasi pada triwulam II 2019 hingga akhir tahun 2019.

Beberapa proyek investasi infrastruktur yang masih berlangsung pada triwulan II 2019 mencakup Jalan Tol Pandaan Malang (37,62 km), Jalan Tol Pasuruan Probolinggo (45 km), Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi (170,4 km), Jalan Tol Krian - Legundi - Bunder - Manyar (38,3 km),

Fly Over Terminal Teluk Lamong (2,4 km), ), jalur double track Jawa Selatan, Kereta Api Jakarta-Surabaya, Pembangunan Bandara Kediri, ekspansi kilang minyak Tuban, pembangunan beberapa bendungan yakni Bendungan Bendo, Gongseng, Tukul, Tugu, Semantok, dan Bagong.

"Meski begitu, potensi perlambatan kinerja perekonomian global dapat mendorong aliran dana masuk ke negara berkembang. Sehingga tetap memacu pertumbuhan investasi," pungkas Difi.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1245 seconds (0.1#10.140)