Kekerasan Seksual Anak di Mojokerto Tinggi, Pelaku Orang Dekat

MOJOKERTO - Kekerasan seksual masih menghantui anak-anak di Kabupaten Mojokerto. Parahnya pelaku mayoritas orang dekat korban.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Muhammad Solikhin Fery mengatakan, sejak Januari hingga Juli 2019, pihaknya sudah menerima sembilan kasus pencabulan dan persetubuhan. Korbannya, anak di bawah umur.

"Hingga saat ini ada sembilan kasus yang kita tangani sejak Januari 2019. Terbaru di bulan Juli ada dua kasus. Ini tergolong tinggi," kata Fery, Selasa (23/7/2019).

Dari jumlah itu, mayoritas pelaku merupakan orang dekat korban. Bahkan beberapa diantaranya masih kerabat. Mirisnya lagi, kata Fery, tak sedikit pelaku kekerasan seksual ini juga masih berusia remaja.

"Usia pelaku relatif beragam, ada yang masih remaja atau dibawah umur, bahkan ada juga yang sudah kakek-kakek," imbuh polisi dengan tiga balok emas di pundaknya itu.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab masih maraknya aksi pencabulan anak di Mojokerto. Salah satunya yakni penggunaan media sosial (medsos). Dikatakan Fery, medsos menjadi salah satu sarana kekerasan seksual dengan korban anak.

"Dari hasil penyidikan kami, rata-rata penggunaan gadget dan pergaulan bebas yang menjadi penyebab awal. Sejauh ini sebagian besar antara korban dan pelaku ada kedekatan emosional. Mulai teman bergaul, teman sekolah, dan pacar," papar Fery.

Untuk itu, pengawasan orang tua dalam penggunaan gadget harus lebih ditingkatkan. Pihaknya juga mengajak semua pihak ikut terlibat aktif untuk menanggulangi dan mencegah agar kasus serupa tak lagi terjadi.

"Sehingga tidak hanya penindakan oleh kepolisian saja. Upaya pencegahan sangat penting dan saya rasa lebih efektif. Agar kekerasan seksual terhadap anak ini tidak terulang kembali," pungkasnya.