Miris, Siswa SD Negeri di Mojokerto Belajar di Rumah Dinas Guru

Rabu, 24 Juli 2019 - 13:30 WIB
Miris, Siswa SD Negeri di Mojokerto Belajar di Rumah Dinas Guru
Siswa kelas III dan IV SDN Mojoroto yang harus berbagi ruang kelas karena atap kelas lama ambruk.Foto/SINDONews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Sarana pendidikan di pelosok Kabupaten Mojokerto masih jauh dari kata setara. Bagaimana tidak, masih banyak sekolah-sekolah di wilayah pedesaan yang minim sentuhan pembangunan.

Salah satunya yakni SDN Mojoroto di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Sekolah Dasar pelat merah ini kondisinya sungguh memperihatinkan. Tak ada fasilitas yang memadai. Jangankan perpustakaan, ruang kelas yang digunakan pun sudah beberapa tahun ini ambruk.

Para siswa pun terpaksa belajar di rumah dinas guru. Bangunan tua buatan tahun 1981 itu, dipermak menjadi tempat belajar mengajar. Sebanyak 12 siswa kelas V, ditempatkan di dalam kamar tidur, sementara untuk kelas VI, berada di ruang tamu. Sempit, sumpek, namun begitulah kenyataannya.

"Kalau yang di rumah dinas guru, digunakan siswa kelas V dan VI. Mau bagaimana lagi, meskipun tempatnya kecil, muat tidak muat, ya dibuat belajar dua kelas," ujar salah seorang guru SDN Mojoroto, Heri Susanto, Rabu (24/7/2019).

Belajar di ruang sempit ini, sudah dialami siswa SDN Mojoroto sejak 2016 silam. Lantaran atap ruang kelas III ambruk. Belum sempat dilakukan perbaikan, tak lama, giliran atap ruang kelas IV ikut serta runtuh. Para siswa ini pun terpaksa harus berbagi ruang dengan siswa kelas lain.

"Kelas III dan IV juga digabung menjadi dua ruangan. Karena ruang kelas IV juga ambruk. Jadi ada empat kelas yang digabung, satu di rumah dinas kepala sekolah, satu di ruang kelas itu," imbuh guru kelas IV ini.

Dituturkan Heri, sebenarnya sejak awal SDN Mojoroto memang kekurangan ruang kelas. Sarana pembelajaran di sekolah itu hanya terdiri dari 5 ruang kelas saja. Sehingga, ambruknya atap dua ruang kelas, itu menambah buram potret pendidikan di sekolah ini.

"Di sekolah ini ada 74 siswa, mulai dari kelas I sampai kelas VI semuanya ada. Lokal ruang kelasnya memang kurang, hanya ada lima ruang kelas sebenarnya sejak dulu," jelasnya.

Heri mengaku, sejak beberapa tahun lalu, pihak sekolah sudah mengajukan bantuan untuk penambahan ruang kelas serta perbaikan atap dua ruang kelas yang ambrol. Namun, hingga saat ini belum ada realisasi pembangunan maupun perbaikan dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Mojokerto.

"Pihak sekolah sudah mengajukan proposal sejak beberapa tahun lalu, tapi belum ada realisasi. Dari dewan guru sudah mengajukan agar segera diperbaiki, selain itu juga kami mengajukan penambahan ruang kelas serta kamar mandi sekolah," terang Heri.

Menurutnya, ruang kelas baru serta kamar mandi sekolah itu sangat penting. Agar proses belajar mengajar di sekolah tersebut bisa berjalan maksimal. Kendati jumlah siswa di sekolah tersebut sangat minim. Lantaran Desa Mojoroto jauh dari desa-desa lain.

"Kamar mandi juga penting, agar siswa tidak pulang kalau hanya untuk buang air kecil, karena tidak ada kamar mandinya. Sekolah ini memang tidak memiliki banyak murid, karena yang sekolah di sini hanya anak Desa Mojoroto," pungkasnya.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kabid Sarana dan Prasarana Dindik Kabupaten Mojokerto Catur Iriawan mengaku sedang tidak berada di kantor. Namun, ia menyatakan jika perbaikan dua ruang kelas SDN Mojoroto akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Sudah dianggarkan tahun anggaran 2019. Sekarang masih dalam proses sesuai mekanisme," tulis Catur dalam pesan singkat melalui aplikasi whatsapp
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2488 seconds (0.1#10.140)