Di Kota Mojokerto Ada Kampung di Tengah Kuburan

Rabu, 24 Juli 2019 - 14:30 WIB
Di Kota Mojokerto Ada Kampung di Tengah Kuburan
Perkampungan di areal makam China di Kota Mojokerto.Foto/SINDONews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Kuburan atau makam, identik dengan tempat yang menyeramkan. Namun, sebuah perkampungan di Kota Mojokerto justru berdiri di tengah areal pemakaman.

Yakni pemukiman warga di Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Perkampungan ini memang tergolong tak lazim. Lantaran berdiri di areal pemakaman Cina. Bahkan, ada beberapa rumah yang lokasinya berhimpit dengan kuburan.

Seperti rumah yang ditempati Dahlia, 44, warga RT 01 RW 05, Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung ini. Rumah berukuran 5 X 19 meter persegi itu berada persis di samping nisan makam. Hanya berjarak sekitar 50 sentimeter dari teras rumah.

"Saya sudah 28 tahun tinggal di sini. Dulu di sini, sangat sepi, masih banyak rawa-rawa. Rumah penduduk belum banyak seperti sekarang ini," ujar Dahlia saat ditemui SINDONews, Selasa (23/7/2019) sore.

Awalnya, sekira tahun 1991, ia bersama sang suami serta dua orang anaknya pindah dan tinggal Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung. Saat itu, lokasi tersebut masih dipenuhi dengan makam Cina. Bahkan, hanya segelintir penduduk yang menempati lokasi tersebut.

"Waktu itu ada orang di sini, anaknya sakit tangannya patah. Dia bermaksud menjual rumahnya Rp1,5 juta. Awalnya saya bermaksud untuk meminjami, tapi dia menolak. Akhirnya rumahnya saya beli," imbuh wanita dengan enam anak ini.

Tinggal di areal pemakaman Cina, banyak pengalaman unik sekaligus menyeramkan yang dialami Dahlia. Dulunya, tak jarang keluarga Dahlia sering diganggu makhluk halus. Bahkan, Dahlia pun tak luput dari gangguan makhluk tak kasatmata itu.

"Pernah ada kejadian aneh. Anak saya pas tidur mimpi ditemui orang tidak ada kepalanya. Terus saya pernah ditemui orang yang berpakaian adat Madura di atas makam ini. Ada juga penampakan orang tanpa kepala di kamar saya," terangnya.

Tak hanya keluarganya, sejumlah warga juga mengaku pernah mengalami kesurupan. Biasanya itu terjadi di malam-malam tertentu. Namun, selama ini. lanjut Dahlia, baik dirinya maupun warga penghuni kampung di tengah makam ini tak pernah merasa takut.

"Dulu sering terjadi kesurupan. Kalau malam Senin dan Kamis itu suasananya tidak enak. Saya mesti merinding. Tapi warga di sini tidak takut, biasa saja. Kami berpikiran, kalau nantinya juga mati," papar Dahlia sembari tersenyum.

Sementara itu, Ketua RW 05, Didik Arianto, mengatakan, saat ini, kondisi Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung, sudah jauh berubah dengan puluhan tahun silam. Saat ini, lebih dari 1000 rumah penduduk sudah berdiri di lokasi tersebut.

"Sekarang sudah padat, tidak seram lagi seperti dulu. Dulu, orang masuk ke sini saja sudah takut. Tapi sekarang kampungnya juga bersih. Kami warga di sini terus berupaya untuk membangun kampung ini agar menjadi percontohan lingkungan lain di Kota Mojokerto," ujarnya.

Diakui Didik, dulunya Lingkungan Balongrawe Baru, Kelurahan Kedundung, memang merupakan areal pemakaman Cina yang dikelola Yayasan Podo Langgeng. Menurut informasi, yayasan ini berdiri sejak zaman Belanda. Yayasan tersebut mengelola lahan seluas kurang lebih 10 hektare.

"Tapi sekitar tahun 2000 an, izin hak pakai sebagian lahan tidak diperpanjang. Sehingga area tersebut tak lagi digunakan untuk memakamkan jenazah. Kemudian, sejak saat itu banyak makam yang dipindahkan. Sehingga lokasi ini kemudian ditempati warga," pungkasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1897 seconds (0.1#10.140)