Rumah Itu Kini Sunyi, Tak Ada Lagi Canda Tawa Mereka...

Rabu, 24 Juli 2019 - 15:58 WIB
Rumah Itu Kini Sunyi, Tak Ada Lagi Canda Tawa Mereka...
Kondisi rumah kontrakan keluarga Abdullah (34), masih porak-poranda pasca dilalap si jago merah pada Selasa (23/7/2019) malam. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
KOTA BATU - Rumah berbentuk L, bercat oranye, dengan daun pintu bercat kelabu itu kini sunyi. Tidak ada lagi keceriaannya, seperti kemarin sebelum si jago merah itu datang.

(Baca juga: Air Mata Abdullah Tumpah Saat Jenazah 4 Buah Hatinya Dimakamkan )

Keceriaan Rahma Ramadhani (10), Na’illah Fathinah Sholihah (9), Anisa Dzahro (7), dan Naufal Nasrulloh (6), tinggal kenangan manis di antara puing-puing rumah kontrakan itu.

Tawa bahagia, saat mereka bermain di halaman rumah yang tak begitu luas, kini berubah menjadi tatapan nanar orang-orang pilu yang datang menyaksikan puing-puing sisa kebakaran.

"Kasihan ya, itu kamarnya mereka hangus terbakar. Kasurnya saja sudah habis terbakar," ungkap Hartatik (46) sambil setengah berbisik kepada temannya.

Perempuan berambut sebahu itu, sengaja datang ke rumah kontrakan di Jalan Hasanudin No. 35 A RT 2 RW 5 Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, untuk melihat langsung kondisi rumah yang ditinggali keluarga Abdullah, usai kebakaran maut di Selasa (23/7/2019) malam.

Puing-puing masih berserakan. Genting-genting nampak berjatuhan dan pecah berantakan di lantai, bercampur arang, dan berbagai barang perabot rumah tangga yang telah hilang kehangatan dan keceriaannya.Seolah ingin turut berduka, mengantarkan kepergiaan empat bocah lucu untuk bersemayam dalam damai abadi di surga.

Orang masih terus berdatangaan, melihat rumah yang kini telah dipasangi garis polisi tersebut. Tidak banyak kaata yang mereka ucapkan. Hanya diam termenung, dan tak kuasa menyaksikan pemandangan suram di hadapannya.

bendera putih, berlambang tanda palang hitam berkibar lesu di depan gang menuju rumah kontrakan itu. Kota Batu, juga seolah ingin turut mengungkapkan dukanya, dengan menghadirkan mendung yang tak ada hentinya.

Di samping bendera, nampak bapak-bapak yang mulai uzur duduk termenung menununggu dua buah kotak sumbangan dari kaleng bekas biskuit. Di meja mereka tersaji beberapa gelas minuman kemasan, tetapi tidak mereka sentuh.

Sepertinya, bapak-bapak itu juga kehilangan keceriaannya, dan hanya bisa mengenang saat-saat indah mereka melihat Rahma, Na’illah, Anisa, dan Naufal bermain bersama di halaman dan gang-gang sempit perkampungan berudaara sejuk itu.

Yuli Ainun (33), yang selama dua tahun terakhir, sehar-hari menyaksikan langsung anak-anak itu bermain penuh keceriaan, tak mampu menyembunyikan rasa kehilangannya.

"Mereka anak-anak baik. Usianya masih sama dengan anak-anak saya. Saya pernah melihat enam anak itu tidur bersama di ruang tengah rumah kontrakan mereka," kenangnya.

Kini Rahma, Na’illah, Anisa, dan Naufal juga kembali tidur berjajar dalam damai abadi di surga...
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3378 seconds (0.1#10.140)