Khofifah Klaim PDIP Dekat Ulama, Benarkah?

Rabu, 24 Juli 2019 - 16:09 WIB
Khofifah Klaim PDIP Dekat Ulama, Benarkah?
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa saat hadir dalam Konferda V PDIP Jatim 2019. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengklaim, hubungan antara PDIP (nasionalis) dengan ulama sudah terbina sejak lama.

Saat masa perang kemerdekaan, Presiden pertama Indonesia, Soekarno, yang nasionalis, sering meminta saran pada ulama, terutama ulama Nahdlatul Ulama (NU).

Hal itu disampaikan Khofifah saat hadir dalam Konferda V PDIP Jatim 2019 yang digelar di Hotel Wyndham, Surabaya, Rabu (24/7/2019) siang.

Konferda tersebut dihadiri Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Sri Rahayu, sejumlah kepala daerah dari PDIP dan juga Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC PDIP se-Jatim.

Dalam kesempatan itu, Khofifah meminta agar hubungan antara PDIP dengan ulama diperkuat. “Kedekatan PDIP (kaum nasionalis) dengan ulama sudah dicontohkan sejak tahun 1948 oleh Presiden Soekarno,” kata dia.

Saat itu, kata Khofifah, kondisi bangsa dengan tidak kondusif. Elit politik bangsa menganggap mereka yang tidak sepemikiran dengan satu sama lain, adalah salah. Dalam keadaan seperti itu, Bung Karno, panggilan karib Soekarno yang juga pendiri Partai Nasionalis Indonesia (PNI) bertemu dengan ulama NU di pedesaan Kabupaten Jombang, yakni KH Wahab Chasbullah. “Bung Karno meminta saran bagaimana agar situasi bangsa Indonesia adem ayem,” kata dia.

KH Wahab Chasbullah menyarankan Bung Karno untuk menggelar silaturahmi antar elit politik. Karena dengan silaturahmi akan ada pertemuan pikiran dan pertemuan langkah. Sayangnya, Bung Karno menolak jika forum itu dinamakan dengan silaturahmi. Sebab silaturahmi sudah sering dilakukan. Bung Karno meminta ada istilah baru.

“Kiai Wahab menjawab, sejatinya berprasangka buruk itu dosa. Dosa itu haram. Maka yang haram harus dihalalkan dengan silaturahmi. Maka dipakailah istilah halal bi halal," cerita Khofifah.

Ketua PWNU Jatim KH Marzuqi Mustamar yang juga hadir dalam acara ini membenarkan bahwa Bung Karno memiliki kedekatan dengan para ulama. Untuk itu, dirinya meminta pada para petinggi PDIP di seluruh Jatim untuk tidak jauh dan berpisah dari ulama. Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Gasek, Malang mengatakan, kegiatan religius yang dilakukan warga NU adalah Pancasila. “Kegiatan tahlilan misalnya, itu mengingat Allah. Hal itu tak lain adalah implementasi dari sila pertama Pancasila,” pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1168 seconds (0.1#10.140)