Banyak Negara Terpukau Konservasi Mangrove di Kota Pahlawan

Kamis, 25 Juli 2019 - 18:12 WIB
Banyak Negara Terpukau Konservasi Mangrove di Kota Pahlawan
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menjelaskan tentang tata kelola kota serta ekosistem di konservasi mangrove Surabaya pada peserta PEMSEA. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Pengelolaan konservasi Mangrove di Kota Pahlawan, menjadi rujukan peserta Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA).

Peserta yang terdiri dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Executive Director PEMSEA beserta seluruh delegasi dari partisipan PAMSEA seperti Kamboja, Filipina, Thailand, Singapura, China, Japan, Vietnam, Korea dan Timor Leste.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, Kota Surabaya, merupakan kota terbesar kedua di Indonesia, dan menjadi ibu kota Provinsi Jawa Timur, dengan penduduk mencapai 3,3 jiwa. Sebelumnya banyak tantangan-tantangan terkait dengan masalah lingkungan yang harus diselesaikan, salah satunya terkait penanggulangan masalah banjir.

"Banjir di Kota Surabaya, mencapai 50 persen, saat ini hanya tinggal 2 persen. Karena letak kota ini ada 5 meter di atas permukaan laut. Kami kemudian menanggulangi semua itu dengan berbagai cara, salah satunya membuat pintu air dan membangun konservasi hutan mangrove," kata Risma, Kamis (25/7/2019).

Ia melanjutkan, untuk mengatasi masalah lingkungan itu dengan mengubah peruntukkan kawasan timur Surabaya menjadi konservasi kota. Wilayahnya yang mencapai sekitar kurang lebih 2300 hektare, kemudian ditanami mangrove. Hasilnya, kini kondisi kawasan timur Kota Surabaya sudah kembali seperti sebelum tahun 1998.

"Dulunya mangrove itu sempat rusak saat 1998, kayu-kayu itu untuk arang, kemudian saya coba untuk menata kembali dengan bekerja sama dengan anak-anak dan semua warga termasuk dari militer," ucapnya.

Kawasan itu, katanya, memang tidak dialiri dengan listrik. Alasannya, selain dijadikan kawasan wisata, tempat itu juga digunakan sebagai konstruksi alami. Bahkan, kini kawasan mangrove di Kota Surabaya, memiliki ekosistem mangrove terbanyak di Indonesia. Terlebih, kawasan ini relatif aman dari ombak maupun arus balik air laut.

"Jadi, sejalan dengan itu bapak ibu sekalian, kami akan menetapkan kawasan itu sebagai kebun raya mangrove pertama di dunia," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya itu.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5228 seconds (0.1#10.140)