Emil Dardak Dorong Kemandirian Pesantren

Jum'at, 26 Juli 2019 - 15:35 WIB
Emil Dardak Dorong Kemandirian Pesantren
Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terus mendorong terwujudnya kemandirian pesantren di Jatim.

Upaya tersebut dilakukan dengan menerapkan investasi berdampak (Impact Investing) melalui program One Pesantren One Product (OPOP). Tujuan akhirnya memberi manfaat pada santri dan masyarakat sekitar pesantren.

“Hari ini, salah satu yang memang sangat menjadi harapan dari berbagai pihak adalah kemandirian dari pesantren,” ujar Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak saat menjadi narasumber Seminar Nasional bertema Manajemen dan Pemberdayaan Pesantren di Institut KH. Abdul Chalim Jalan Tirtowening km 17, Desa Bendunganjati, Kecamatan Pacet,Kabupaten Mojokerto, Kamis (25/7/2019) malam.

Emil menjelaskan, untuk mampu mewujudkan kemandirian pesantren terdapat beberapa unsur yang harus dilibatkan. Antara lain, masyarakat dan pemerintah yang peduli terhadap keberadaan pesantren, serta kemampuan pesantren untuk mendorong kemandiriannya mengelola unit usaha produktif.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Pemprov Jatim sedang mengupayakan program OPOP dengan cara memetakan grand design. Pemetaan tersebut sedang dirancang Dinas Koperasi dan UKM, UNUSA, ITS, dan Dewan Usaha Kecil Internasional atau International Council for Small Bussiness (ICSB).

Emil berharap pesantren memainkan perannya sebagai pembuat barang (makers), sekaligus mau mengonsumsi produk sendiri (swadesi). “Yang disasar one pesantren one produk agak berbeda bukan hanya sekedar kegiatan ekonomi, harus benar-benar menjadi barang, ada wujud produk yang memang dibuat dan dihasilkan di pesantren,” jelas dia.

Pemprov Jatim juga akan membantu investasi untuk menciptakan communal branding yaitu merk dagang produk-produk unggulan pesantren yang ada di Jatim agar dapat dipercaya oleh masyarakat.

“Merek communal ini yang pemerintah provinsi bantu invest baik itu pencitraan mereknya, kemasannya, jalur pemasarannya, iklannya, sehingga masyarakat percaya,” tegas dia.

Sehingga, kata Emil, pada akhirnya, program tersebut dapat segera dijalankan dan mampu memberikan dampak positif serta bermanfaat bagi santri dan masyarakat di sekitar pesantren. “Itu cita-cita kita bersama. Memang tidak mudah jalannya tapi kita harus membuktikan kita bisa mencetak 1.000 produk ungulan pesantren,” pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.2008 seconds (0.1#10.140)