Ratusan PAC dan PC Ansor di Jatim Kehilangan Suara, Ansor Blitar: Politis

Minggu, 28 Juli 2019 - 13:04 WIB
Ratusan PAC dan PC Ansor di Jatim Kehilangan Suara, Ansor Blitar: Politis
Suasana Konferwil GP Ansor Jawa Timur yang digelar di Ponpes Sabilulrosyad Gasek, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Minggu (28/7/2019). Foto/ist
A A A
MALANG - Separuh lebih pimpinan cabang (PC) dan ratusan anak cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor NU se Jatim kehilangan hak suara dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) GP Ansor Jatim Minggu (28/7/2019).

Di Konferwil yang berlangsung di Ponpes Sabilulrosyad Gasek, Kecamatan Sukun, Kota Malang itu, mereka dipastikan tidak bisa menjadi peserta pemilihan calon ketua GP Ansor Jawa Timur yang baru.

"Dari 38 PC di Jawa Timur, separo lebih kehilangan hak suara. Sementara dari PAC jumlahnya ratusan, "ujar Ketua PC Ansor Kota Blitar Hartono kepada Sindonews.com Minggu (28/7).

PC Ansor Kota Blitar termasuk diantara PC Ansor yang kehilangan hak suara. Nasibnya sama dengan PC Ansor Kabupaten Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pasuruan dan lain sebagainya.

Panitia konferwil, yakni Caretaker Ansor Jawa Timur beralasan SK para ketua PC Ansor itu (yang kehilangan hak suara) telah mati. "Padahal jauh hari kita sudah mengajukan perpanjangan. Diduga memang sengaja tidak diproses," keluh Hartono.

Sedangkan terkait ratusan PAC yang kehilangan hak suara, panitia beralasan tidak lolos verifikasi. Contohnya Ansor Kabupaten Blitar. Dari 22 PAC yang ada, hanya 7 PAC yang lolos sebagai peserta.

Itupun dengan nilai verifikasi B, yakni hanya memiliki satu suara dalam pemilihan. Faktanya, sebagian besar PAC diberi nilai C dan bahkan D yang artinya gagal menjadi peserta. Para PAC itu dianggap kurang aktif berorganisasi.

"Dalam mekanismenya, akreditasi A memiliki dua suara. Namun jarang diberikan panitia," terang Hartono. Selain diduga syarat kepentingan politis, yakni untuk memenangkan salah satu calon, keputusan panitia konferwil dianggap tidak fair.

Sebab, ada sejumlah PAC yang dianggap tidak aktif, faktanya lolos verifikasi. Sementara yang aktif justru banyak yang kehilangan hak suara. Dicontohkan salah satunya PAC Ansor Surabaya dan Sidoarjo.

"Dugaan yang muncul di kami, panitia konferwil diduga sengaja menggunakan aturan untuk berpolitik. Ini politis. Ditengarai bertujuan untuk memenangkan salah satu calon," papar Hartono.

Menurut Hartono situasi yang ada sekarang berbeda saat menjelang Kongres Ansor lalu. Saat itu (Kongres) semua SK ketua PC Ansor yang mati diperpanjang. Begitu juga dengan PAC. Tujuannya agar semua memiliki hak suara yang sama.

Karenanya para kader Ansor yang merasa diperlakukan tidak adil itu kata Hartono akan tetap bertahan di lokasi acara. Mereka meminta PWNU Jawa Timur untuk turun tangan. Apalagi Konferwil dilangsungkan di ponpes sekaligus kediaman Ketua Tanfidiziah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.

"Kami menyerahkan hal ini ke PWNU sekaligus meminta PWNU turun tangan menjewer oknum panitia konferwil yang nakal," tegasnya. Seperti diketahui, saat ini proses Konferwil Ansor Jawa Timur masih berlangsung.

Meski tidak memiliki hak suara, ratusan PAC dan puluhan Ketua PC Ansor di Jawa Timur itu memilih bertahan.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8230 seconds (0.1#10.140)