Sumur Mengering, Warga Blitar Selatan Mulai Krisis Air Bersih

Selasa, 30 Juli 2019 - 20:18 WIB
Sumur Mengering, Warga Blitar Selatan Mulai Krisis Air Bersih
Tampak warga Desa Tugurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar yang hendak melakukan aktifitas MCK di sumber air. Sejak musim kemarau ini warga mulai kekurangan air bersih. Foto/ist
A A A
BLITAR - Krisis air bersih mulai melanda sebagian wilayah Kabupaten Blitar sebelah selatan. Di lingkungan RT 29 RW 33 Desa Tugurejo, Kecamatan Wates, sumur warga mulai mengering. Selain itu air yang ada juga telah menyusut.

Selain debitnya yang kecil, air sumber juga keruh dan kadang kadang berbau. Menurut penuturan Sunari warga setempat, meski tidak layak, air sumber tetap digunakan warga.

"Karena memang tidak ada pilihan lain lagi," tuturnya kepada wartawan Selasa (30/7/2019). Sejak penghujan berganti musim kemarau, sumur di permukiman warga mengering. Sumur tidak lagi mengalirkan air.

Untuk memenuhi kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) warga terpaksa beralih ke mata air di desa. Di lingkungan Desa Tugurejo terdapat enam sumber air. Meskipun jarak sumber dengan permukiman relatif jauh, yakni sekitar 1-2 kilometer, bagi warga bukan halangan.

Persoalan muncul ketika sumber air itu juga turut menyusut. Debit air tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 50 kepala keluarga. "Sementara harga air bersih bagi kami masih mahal, "terang Sunari.

Harga satu tandon air bersih dengan kapasitas 250 liter sebesar Rp 80 ribu. Jumlah itu cukup untuk kebutuhan satu rumah tangga selama satu bulan. Menurut Sunari, selama sumber masih mengalir, warga memilih mengambil kesana.

Meski keruh dan terkadang bau, warga tetap akan menggunakannya. "Lagipula ketika dimasak, bau air yang kurang sedap itu juga hilang, "katanya. Dengan kondisi yang serba sulit itu Sunari berharap pemkab Blitar bisa segera menggelontorkan bantuan air bersih.

Menanggapi hal itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Heru Irawan mengatakan bantuan air bersih akan diberikan setelah warga mengajukan permintaan ke pemerintah desa dan dilanjutkan ke BPBD.

Heru juga berjanji akan segera turun ke lapangan mengecek lokasi warga yang kekurangan air bersih. "Sementara ini droping air bersih yang kita lakukan sesuai permintaan warga melalui kepala desa," ujarnya.

Seperti diketahui sejumlah kecamatan di wilayah Blitar selatan menjadi langganan kekeringan di setiap musim kemarau. Lima kecamatan itu diantaranya Bakung, Binangun, Wononirto, Wates dan Panggungrejo.

Di lima kecamatan itu kekeringan kerap terjadi di 19 desa.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3595 seconds (0.1#10.140)